Selasa 07 Aug 2018 20:22 WIB

Korban Meninggal Gempa Lombok Bertambah Menjadi 108 Orang

Kerusakan dan korban terbanyak berasal dari Lombok Utara.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Warga membawa korban meninggal akibat gempa bumi menuju mobil jenazah di Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Selasa (7/8).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Warga membawa korban meninggal akibat gempa bumi menuju mobil jenazah di Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Selasa (7/8).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengatakan, jumlah korban meninggal akibat gempa bumi di Lombok hingga Selasa (7/8) pukul 12.00 WITA mencapai 108 orang, sedangkan korban luka-luka sebanyak 134 orang. Dia menyampaikan, kemungkinan jumlah korban luka akan mengalami peningkatan.

"Karena pasien cenderung dinamis, tadi ada 50 pasien yang sudah dioperasi, dari total 87 pasien yang harus dioperasi," ujarnya di Lombok Utara, NTB, Selasa (7/8).

Sisa 37 pasien lainnya sedang menunggu fasilitas untuk operasi tulang terbuka dan tertutup. Willem mengatakan, tantangan pelayanan medis ialah banyak pasien yang masih trauma berada di dalam ruangan.

"Di sini pada trauma, pada umumnya saat operasi atau setelah operasi tidak mau di gedung, maunya di luar," lanjutnya. Tim operasi gabungan, kata dia, juga terus melakukan pencarian dan penyelamatan korban yang masih berada di bawah reruntuhan bangunan.

"Pencarian dan penyelamatan korban sedang berlangsung di dua tempat paling parah di Lading-lading, di sana ada dua alat berat yang dikerahkan dan di bangsal juga sedang dilakukan," katanya. 

Ia mengakui, proses pencarian dan pertolongan masih terkendala kurangnya alat-alat berat. Dia menambahkan, sejauh ini yang sudah beroperasi baru dua alat berat dan akan ada tambahan empat ekskavator dari Dinas PU dan satu alat berat dari PT AMNT.

"Semua akan dikerahkan untuk mempercepat upaya pencarian, termasuk menggunakan empat anjing pelacak dari kepolisian dan dua anjing pelacak dari Basarnas," ungkap dia.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Nusa Tenggara Barat Muhammad Rum mengatakan, kerusakan paling parah akibat gempa berkekuatan 7 pada skala Richter pada Ahad (5/8) sore ada di Kabupaten Lombok Utara.

"Kerusakan paling parah terutama di Kecamatan Pemenang, Kecamatan Tanjung, Kecamatan Kayangan, dan Kecamatan Bayan," kata Rum saat dihubungi dari Jakarta, Senin (6/8)).

Paling sedikit 65 jiwa dari Kabupaten Lombok Utara dilaporkan meninggal dunia. Para penyintas diungsikan sementara di tenda-tenda TNI/Polri terpusat di lapangan depan kantor Bupati Lombok Timur. "Sedikitnya pengungsi ada 10 ribu jiwa dari seluruh wilayah di Kabupaten Lombok Utara," tuturnya.

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGB Zainul Majdi mengimbau agar seluruh warga di wilayah terdampak gempa yang terjadi pada Ahad (5/8) tidak panik. Ia juga meminta semua masjid di Lombok Utara dan sekitarnya menyerukan untuk menenangkan masyarakat agar tidak panik.

Ia mengimbau masyarakat tetap tenang dan menggunakan sumber informasi tepercaya resmi dari BMKG, BNPB, pemerintah daerah, kepolisian, dan pihak berwenang lainnya. "Mari kita berdoa agar tidak terjadi gempa susulan,” ujarnya di Mataram, NTB, Ahad (5/8) malam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement