Rabu 08 Aug 2018 03:45 WIB

Risma Bentuk Tim Khusus Tangani Anak Berkebutuhan Khusus

Para dokter mendiskusikan tindaklanjut penanganan Farel.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Hafil
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini
Foto: antara
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bertindak cepat dalam membantu menangani dan mengobati Farel, si anak berkebutuhan khusus (ABK) asal Surabaya yang menderita banyak kelainan. Risma juga membentuk tim khusus untuk menangani bocah delapan tahun ini. Reaksi tersebut dilakukan lantaran Farel berasal dari keluarga yang kurang mampu.

"Sehingga ketika awal diketahui ada ABK yang sakit lumayan parah, saya langsung meminta Dinas Kesehatan Surabaya untuk menyelamatkan anak itu," kata Risma di Surabaya, Selasa (7/8).

Saat itu, Risma juga langsung meminta agar bocah yang tinggal di kontrakan bersama ayahnya di Bulak Cumpat, Kecamatan Bulak ini untuk dibawa ke RSUD Dr. Soewandhie untuk dilakukan pemeriksaan awal. Ternyata, lanjut Risma, penyakitnya bermacam-macam. Ada kelainan jantung, hiperaktif, autis, dan matanya juga ada masalah.

Baca juga: Islam Muliakan Difabel

Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini juga langsung meminta Dinas Kesehatan Surabaya untuk membentuk tim dokter dalam menangani penyakit Farel. Sebab, dia tidak ingin terjadi kasus serupa seperti Ibam, ABK yang agak terlambat konsultasinya ke dokter. Di mana kini, Ibam tuna netra dan sekolah di salah satu sekolah disabilitas di Surabaya.

"Akhirnya, terbentuklah tim khusus yang terdiri dari berbagai dokter spesialis, mulai dokter spesialis mata, dokter anak, dokter anestesi, psikiatri, psikolog dan dokter mata," ujar Risma.

Risma juga mengingatkan agar pihak terkait memberikan pengobatan terbaik kepada Farel. Sehingga, apabila yang bersangkutan bisa disembuhkan, maka otomatis tidak akan membebani orang tuanya lagi.

“Sekarang sudah dibentuk tim, namanya manusia kan harus berusaha dulu. Nanti persoalan hasilnya di tangan Tuhan, bukan saya lagi, tapi saya kan wajib untuk menyelamatkan anak ini karena saya sudah tahu. Tim inilah nanti yang akan membantu Farel,” kata Risma.

Baca juga: Partisipasi Pemilih Difabel di Pilkada Jatim Rendah

Diki Hermawan, salah satu anggota tim khusus para dokter mengatakan telah mendiskusikan tindaklanjut penanganan Farel, terutama operasi matanya. “Yang kami tindaklanjuti sementara ini kondisi matanya, meskipun mungkin tidak hanya matanya saja yang mengalami kelainan,” kata Diki.

Dokter Spesialis Mata RSUD Dr Soetomo ini tidak memungkiri, Farel memiliki suatu kelainan bawaan. Karena kelainannya itu tidak hanya pada matanya saja, tapi juga ada gangguan perilaku dan ada kelainan jantung.

“Tapi, kalau dilihat dari kondisinya bisa sampai besar, maka kemungkinan kelainan jantungnya tidak terlalu signifikan,” ujar Diki

Diagnosa sementara, lanjut Diki, mata kanan Farel didapati ada kekeruhan di dalam bola matanya dan didapatkan pula penebalan di selaput retinanya atau selaput saraf matanya. Sedangkan di mata kirinya, bola mata Farel memang kecil, karena diameter bola matanya hanya 15,9 mm, padahal normalnya sekitar 20-22 mm.

 “Yang jelas setelah ini akan kami masukkan ke kamar operasi dengan bius total. Nanti, akan kami evaluasi matanya, andaikata ada sesuatu matanya yang bisa diperbaiki, maka akan kami perbaiki. Tapi kalau tidak, kami akan sampaikan sesuai kondisi di lapangan,” kata Diki.

Baca juga: Kota Bogor Apresiasi Dedikasi Lembaga Difabel

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement