Selasa 07 Aug 2018 01:17 WIB

Sukabumi Tawarkan Desa Wisata dengan Seribu Kincir Angin

Taman seribu kolecer akan diluncurkan pada 14 Agustus 2018.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Nur Aini
Kolocer atau kincir angin
Foto: Youtube
Kolocer atau kincir angin

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kabupaten Sukabumi Jawa Barat terus mengembangkan potensi wisata. Salah satunya dengan mengembangkan taman wisata seribu kolecer atau kincir angin tradisional di Desa Bojonggaling, Kecamatan Bojonggenteng, Sukabumi.

Kolecer atau baling bambu adalah sebuah mainan populer di wilayah Sunda, Jawa Barat. Alat utama permainan tradisional masyarakat Sunda tersebut adalah baling-baling.

"Kami tengah mengembangkan desa wisata dengan membangun taman seribu kolecer,’’ ujar Camat Bojonggenteng, Sendi Apriadi kepada Republika.co.id, Senin (6/8) siang. Sebelumnya kawasan Bojonggenteng, Sukabumi terkenal dengan potensi di bidang pertanian.

Daerah Bojonggenteng juga terkenal dengan sentra perajin kolecer yang merupakan permainan tradisional di tanah sunda. Sehingga pemerintah dan masyarakat akhirnya bersepakat mengembangkan taman wisata seribu kolecer.

Nantinya, kolecer sebanyak seribu unit akan menghiasi pinggiran jalan di Desa Bojonggaling. Taman seribu kolecer tersebut akan diluncurkan pada 14 Agustus 2018 mendatang.

Sendi menuturkan, program tersebut akan memajukan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang membuat kolecer. Sebabnya, saat ini para perajin kebanjiran pesanan dari warga. Bahkan nantinya kolecer juga akan menjadi cenderamata bagi para wisatawan yang berkunjung ke Bojonggenteng. 

Menurut Sendi, kolecer atau kincir angin tradisional tersebut merupakan seni budaya tradisional yang menghasilkan bunyi-bunyian yang menarik. Harapannya keberadaan taman seribu kolecer akan menjadi kawasan wisata yang menarik pengunjung.

Selain taman seribu kolecer dalam waktu bersamaan juga akan diluncurkan program pirus atau ‘pipir diurus’ yang berarti halamam rumah dikelola. Program itu memanfatkan halaman umah sebagai lahan pertanian yang tidak terlalu banyak memerlukan tempat. Di mana media tanamnya mengunakan polybag dan akan berjejer di jalanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement