Senin 06 Aug 2018 16:49 WIB

Cawapres yang Diinginkan Jokowi Menurut Sekjen PSI

KPU telah membuka pendaftaran pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

Rep: Umar Mukhtar, Dessy Suciati Saputri/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kiri) memberikan keterangan pers terkait gempa Lombok berkekuatan 7 skala richter (SR) seusai meninjau latihan pelatnas Pencak Silat di TMII, Jakarta, Senin (6/8).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kiri) memberikan keterangan pers terkait gempa Lombok berkekuatan 7 skala richter (SR) seusai meninjau latihan pelatnas Pencak Silat di TMII, Jakarta, Senin (6/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni menuturkan, dalam pertemuan dengan PSI dan parpol pendukung lainnya, bakal capres pejawat Joko Widodo (Jokowi) tidak menyampaikan keinginan memilih cawapres dari kalangan parpol maupun nonparpol. Namun, Jokowi ingin cawapresnya punya elektabilitas tinggi dan bisa diterima semua parpol pendukung.

"Dia (Jokowi) enggak sebut itu (ingin dari parpol atau nonparpol), yang penting elektabilitas tinggi, bisa diterima oleh parpol dan nonparpol," ujar dia kepada Republika.co.id, Senin (6/8).

Raja meyakini berbagai masukan terkait cawapres yang disampaikan PSI sudah sampai ke bakal capres pejawat Joko Widodo (Jokowi). Apalagi, dirinya dan Ketum PSI Grace Natalie juga telah bertemu dengan Presiden ketujuh RI itu bersama petinggi Perindo dan PKPI.

"Saya juga sudah menyampaikan aspirasi. Sekarang ya kami menyerahkan kepada Pak Jokowi untuk mengambil keputusan," ujar dia.

Raja juga mengklaim Jokowi setuju dan mempertimbangkan kriteria cawapres yang diusulkan partainya. PSI pun menyerahkan sepenuhnya soal cawapres kepada mantan wali kota Surakarta itu. "Dia (Jokowi) setuju-setuju saja. 'Saya pertimbangkan, saya pertimbangkan'," kata Raja meniru ucapan Jokowi.

Bagi PSI, kriteria cawapres Jokowi harus orang yang betul-betul sehati, punya kapasitas dan kapabilitas, serta diterima berbagai kalangan. "Yang terakhir tentu elektabilitas, yang bisa menambah suara Jokowi," ungkap dia.

Presiden Jokowi pun mengaku telah mempersiapkan tanggal pendaftaran baginya dan calon pendampingnya untuk ikut Pemilu 2019. Kendati demikian, Jokowi enggan membeberkan kapan ia akan mendaftarkan diri ke KPU.

"Kita kan tahu, kan sudah dibuka. Tinggal daftar kan berarti. Tinggal daftar. Tanggalnya ya hanya saya yang tahu," ujar Jokowi saat meninjau venue cabang olahraga layar untuk Asian Games 2018 di Ancol, Jakarta Utara, Senin (6/8).

Saat ditanya apakah dia telah memutuskan siapa calon pendampingnya, Jokowi lagi-lagi enggan menjawabnya. "Kan sudah saya sampaikan bahwa pendaftarannya sudah dibuka tanggal 4-10. Artinya apa, tinggal daftar. Daftarnya kapan? Yang sabar menunggu," kata Jokowi.

Menurut dia, pengumuman cawapres pendampingnya pun bisa dilakukan terlebih dahulu sebelum mendaftarkan diri ke KPU. Namun, ia juga tak menutup kemungkinan pengumuman cawapres akan dilakukan bersamaan dengan pendaftaraan di KPU.

"Bisa saja diumumkan dulu baru daftar, bisa aja daftar langsung diumumkan," ujarnya menambahkan.

Seperti diketahui, berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 5 Tahun 2018 tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilu 2019, masa pendaftaran akan berlangsung selama tujuh hari, yaitu mulai 4 hingga 10 Agustus 2018.

Pada 4 hingga 9 Agustus 2018, loket pendaftaran dibuka dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Namun, khusus pada hari terakhir pendaftaran, yakni tanggal 10 Agustus 2018, loket pendaftaran dibuka sejak dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 00.00 WIB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement