REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, ada sejumlah kebutuhan mendesak untuk para korban di Nusa Tenggara Barat (NTB). Salah satunya adalah tenda untuk para korban mengungsi.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, ribuan warga yang berada di pengungsian membutuhkan makanan siap saji. "Kebutuhan mendesak seperti tenaga medis, obat-obatan khususnya makanan siap saji. Kemudian karena ribuan masyarakat masih berada di pengungsian dan beberapa tempat, jadi mereka membutuhkan tenda pengungsian," katanya saat konferensi pers update Gempa Lombok, di Graha BNPB, di Jakarta Timur, Senin (6/8).
Sutopo menambahkan, tenda ini dibutuhkan karena masih banyak juga masyarakat yang memilih bertahan di halaman rumah meskipun kondisi rumah hancur. Ia menambahkan, para warga memilih mengawasi harta milik mereka. "Karena itu tenda pengungsian dibutuhkan," ujarnya.
Baca juga: BNPB: Lokasi Gempa 7,0 SR Berdekatan Pusat Gempa Sebelumnya
Orang-orang yang terkena dampak gempa bumi diungsikan ke tempat penampungan sementara di Lombok, Indonesia, Ahad (5/8).
Sutopo Purwo Nugroho menyebut lokasi gampa berkekuatan 7,0 SR di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) berdekatan dengan lokasi gempa berkekuatan 6,4 SR beberapa waktu lalu. "Lokasinya beda, tapi itu di daerah sama," kata dia, Ahad (5/8).
Ia menjelaskan, gempa yang mengguncang Lombok sebelumnya, berada di kawasan Lombok Timur. Kemudian gempa pada Ahad (5/8) petang berada di lokasi sama dan secara mekanisme sama.
Ia mengatakan, besarnya kekuatan gempa itu menyebabkan BMKG mengaktifkan peringatan dini tsunami atau smong. Kendati, pusat gempa berada di daratan. Ia mengatakan BNPB, BPBD setempat, dan BMKG mengubah status Lombok Barat bagian utara dan Lombok Timur bagian utara meningkat menjadi waspada.
Gempa bumi berkekuatan 7,0 SR mengguncang Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) pukul 18.48 WIB. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak pada 8,37 LS dan 116,48 BT, tepatnya kedalaman 15 km. Awalnya gempa dilaporkan berkekuatan 6,8 SR. Namun, ada pemuktahiran menjadi 7,0 SR dan berpotensi smong. BNPB mencatat sedikitnya 82 orang dilaporkan meninggal dunia akibat gempa.
Ponpes Abu Abdillah Al Islami di Dusun Medas, Desa Medas, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, NTB, mengalami rusak parah akibat gempa pada Ahad (5/8) malam.