REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Gempa 7,0 skala richter (SR) di Lombok, Ahad (5/8) tak hanya memakan korban jiwa di Nusa Tenggara Barat (NTB), tapi juga di Bali. Seorang wisatawan meninggal dunia akibat serangan jantung, bernama Slamet Witjaksono (64 tahun).
Kepala Unit I Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Kuta, Iptu Putu Budi Artama membenarkan kejadian tersebut. Korban meninggal dunia diduga karena penyakit jantungnya kumat. "Benar, korban meninggal dunia di lantai dua Restoran Golden Palace, Jalan Raya Kuta," kata Artama, Senin (6/8).
Menurut keterangan dua orang saksi yang diperiksa petugas, Slamet sedang berada di lokasi sekitar pukul 19.40 WITA. Dia tak sendiri, melainkan bersama teman-temannya rombongan alumni salah satu SMP di Bandung, Jawa Barat.
Gempa bumi pertama yang guncangannya cukup keras membuat seluruh pengunjung restoran berhamburan keluar ruangan, tak terkecuali Slamet. Gempa sempat berhenti dan korban ingin kembali ke lantai dua untuk mengambil tasnya.
Saksi melihat korban terjatuh ke lantai. Salah seorang rekan mereka yang juga dokter berusaha memberi pertolongan pertama. Korban meninggal dunia sekitar pukul 20.04 WITA.
Baca: Korban Tewas Gempa NTB Terbanyak di Lombok Utara
Hingga Senin dini hari, pukul 02.30 WIB, sebanyak 82 orang meninggal dunia akibat gempa di Lombok. Ratusan orang luka-luka dan ribuah rumah mengalami kerusakan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ribuan warga mengungsi ke tempat aman. Daerah terparah adalah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur, dan Kota Mataram. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan roboh.