REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Aksi Cepat Tanggap (ACT) akan membangun 500 hunian shelter bagi korban bencana gempa bumi Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pembangunan ini akan dilakukan di Kecamatan Sambelia, Lombok Timur.
General Manager Komunikasi ACT Lukman Azis mengatakan hunian shelter tersebut akan dilengkapi fasilitas sanitasi, tempat ibadah, dan pendidikan. Saat ini, para korban termasuk lansia, ibu dan anak-anak harus melanjutkan hidup di tenda-tenda pengungsian seadanya.
"Nantinya melalui hunian shelter akan membantu para korban untuk hidup lebih nyaman,” ujarnya ketika dihubungi Republika, Ahad (5/8).
Ia bercerita, bangunan di Sembalun mengalami rusak antara lain jembatan, dan rumah warga. Bahkan, terdapat korban yang meninggal akibat luka reruntuhan bangunan.
“Hampir semua jembatan rusak dan patah, kami memutuskan diam di arah bukit bersama masyarakat,” kata dia.
Menurutnya, warga masyarakat yang berusaha menyelamatkan diri dari guncangan gempa saat ini ini masih panik dan membutuhkan pertolongan. Untuk aspek layanan kesehatan, ACT sudah mendirikan posko kesehatan darurat.
“Tim kesehatan juga dibantu sejumlah anggota baik dari unsur TNI maupun Polri. Kami juga siap membangun dapur umum," ucapnya.
Tak hanya itu, lanjut Lukman, saat ini pihaknya telah menurunkan tim ACT Lombok untuk membangun tempat pengungsian sementara. “Kami membangun pos pengungsian di Sembalun,” kata dia.