Sabtu 04 Aug 2018 13:46 WIB

Istana, Karya Seni, dan Selera Sukarno

Koleksi seni Sukarno dipamerkan di Galeri Nasional 3-31 Agustus 2018.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Ani Nursalikah
Pameran karya seni koleksi Istana Kepresidenan di Galeri Nasional, Jakarta, Jumat (3/8).
Foto: Republika/Muhammad Ikhwanuddin
Pameran karya seni koleksi Istana Kepresidenan di Galeri Nasional, Jakarta, Jumat (3/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden RI pertama, Sukarno, dikenang sebagai sosok yang menyukai berbagai karya seni. Mulai dari patung, kerajinan kriya, hingga lukisan. Koleksi Soekarno, diklaim mencapai ribuan karya, baik karya yang dihadiahkan orang lain maupun yang dibeli dengan uangnya sendiri.

Koleksi tersebut dikumpulkan dalam pameran koleksi karya seni Istana Kepresidenan, yang dihelat sejak 3 Agustus hingga 31 Agustus 2018 di Galeri Nasional, Jakarta Pusat. Menko PMK sekaligus cucu Sukarno, Puan Maharani, berkesempatan membuka  pameran tersebut, Jumat (3/8).

Yang menarik, pengunjung dapat mengunjungi pameran tanpa dipungut biaya. Tamu yang datang hanya perlu mendaftarkan dirinya secara daring atau datang langsung ke lokasi pameran. Dengan mengusung tema hari kemerdekaan dan Asian Games, diharapkan pameran ini dapat dijadikan rekomendasi wisata para atlet peserta Asian Games selama berada di Jakarta.

Sebanyak 45 karya lukisan, kriya, kristal dan arsip tentang gambaran kisah perjuangan sebagai representasi semangat bangsa Indonesia dihadirkan mulai pukul 10.00-20.00 WIB. Semangat perjuangan tersebut, disalurkan melalui metafora, mitologi, legenda, dan fabel.

photo
Foto: Republika/Muhammad Ikhwanuddin

Koleksi karya seni tersebut, dikumpulkan dari Istana Kepresidenan seluruh Indonesia. Pameran ini menjadi yang ketiga kalinya, setelah pertama kali diprakarsai Kementerian Sekretaria Negara pada 2016.

Republika.co.id berkesempatan mendengar penjelasan langsung tentang konten pameran oleh dua kurator, yakni Watie Moerany dan Amir Sidharta. Mereka menjelaskan makna dari setiap karya seni yang dibuat oleh 34 seniman nasional dan internasional, hingga cerita dibalik karya tersebut. Semua karya seni merupakan saksi bisu kehidupan Sukarno, sebelum dan sesudah menjadi presiden pertama RI.

Saat pertama kali masuk ke ruang utama galeri, patung "Penombak" berbahan perunggu menyambut pengunjung. "Patung ini merupakan karya seniman Argentina, PJ Kapuro, yang menceritakan tentang perjuangan dalam peperangan," kata Amir, membuka penjelasan.

Amir mengatakan, dirinya mengalami kesulitan mencari cerita lebih dalam dibalik patung tersebut. Setelah menggali informasi lebih dalam tentang patung itu, barulah diketahui patung dewa perang Argentina itu, merupakan hadiah dari duta besar Argentina kepada Sukarno pada 1959.

Ketika menjabat sebagai presiden, Sukarno gemar mengoleksi berbagai jenis patung. Salah satu yang menjadi koleksinya adalah patung "Pemanah" setinggi tiga meter dengan bobot mencapai 750 Kg.

photo
Foto: Republika/Muhammad Ikhwanuddin

Patung itu, adalah bukti Sukarno menyukai hal-hal yang mengandung unsur panah. Amir mengatakan, koleksi lukisan Soekarno banyak yang bernuansa panah karena melambangkan kegagahan.

Patung "Pemanah" itu ternyata dibeli Sukarno dengan uangnya sendiri. Hingga saat ini, belum diketahui berapa uang yang digelontorkan 'Bung Besar' untuk membeli patung itu. Bahkan, karena patung itu pula Sukarno terpengaruh untuk memasang berbagai patung dengan nuansa pemanah di sekitar Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, yang tetap eksis hingga saat ini.

Bukti lain Sukarno menyukai karya seni bernuansa panah juga terdapat dalam lukisan karya Henk Ngantung pada 1945. Lukisan tersebut dipajang di rumah Sukarno di jalan Pegangsaan Timur Nomor 56. Dalam sebuah video arsip nasional, lukisan tersebut tampil sebagai saksi perjalanan Sukarno hingga membacakan teks proklamasi di rumah yang sama.

Sukarno juga dinilai mencintai lukisan dengan nuansa pemandangan Indonesia. Tak hanya itu, Bung Karno pun mengoleksi berbagai lukisan dengan nuansa perempuan yang disimpan di dalam Istana.

Ia menyimpan lukisan perempuan yang menjadi pengasuh Sukarno di masa kecil, Sarinah. Selain itu, ia juga memiliki lukisan bergambar penari Bali karena dalam diri Sukarno mengalir darah Bali yang berasal dari ibunya.

photo
Foto: Republika/Muhammad Ikhwanuddin

Lukisan dengan nuansa alam dan perempuan disimpan dengan apik di Istana Kepresidenan Bogor dan Cipanas. Menurut kurator yang lain, Watie Moerany, Sukarno sengaja mengatur tema dalam koleksi karya seni di setiap Istana Kepresidenan.

"Kalau di Jakarta, Yogyakarta, dan Bali lebih bernuansa perjuangan," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement