Sabtu 04 Aug 2018 02:37 WIB

Pengungsi Gempa Lombok Mulai Terserang Diare

Jumlah kunjungan pasien di sejumlah fasilitas kesehatan sebanyak 1.106 pasien.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Andi Nur Aminah
Warga berjalan di depan rumah yang roboh akibat gempa di Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Selong, Lombok Timur, NTB, Minggu (29/7).
Foto: ANTARA FOTO
Warga berjalan di depan rumah yang roboh akibat gempa di Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Selong, Lombok Timur, NTB, Minggu (29/7).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR -- Sejumlah warga terdampak gempa yang tinggal di pengungsian di Kabupaten Lombok Timur mulai didera sejumlah penyakit. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Rum mengatakan, hal ini terlihat dari jumlah kunjungan pasien di sejumlah fasilitas kesehatan sebanyak 1.106 pasien.

Rum menyebutkan, 442 pasien yang datang mengalami luka akibat gempa. Ada 146 pasien lain mengalami tensi tinggi, dan sisanya terkena penyakit maag, sakit sendi, ISPA, badan panas, dan diare

"Penyakit diare timbul pada hari ke dua sebanyak tujuh orang, hari ke empat sebanyak sembilan orang, dan hari ke lima sebanyak 12 orang," ujar Rum saat rapat evaluasi rutin tim penanganan darurat bencana di Posko Utama Medayin, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, NTB, Jumat (3/8).

Rum mengatakan, di setiap posko pengungsian telah tersedia tenaga medis dengan satu orang dokter, dua perawat, dan tiga bidan. Dia mengajak warga yang tinggal di posko pengungsian tetap menjaga kebersihan agar terhindar dari penyakit.

Rum menilai, banyak dari pengungsi yang tidak mencuci tangan karena kurangnya air bersih. Selain itu, pengelolaan sampah juga dinilai masih kurang baik, terlihat dari banyaknya sampah yang masih banyak berserakan.

Dia meminta setiap posko membuat bak sampah dengan menggunakan karung atau kantong plastik. Dia juga berharap Dinas Kebersihan memberikan dukungan mobilisasi truk sampah untuk pengangkutan sampah.

"Sumbangan masyarakat yang berupa kesehatan juga diarahkan ke posko kesehatan, dan kunjungan petugas kesehatan diharapkan lebih intens langsung ke masyarakat pengungsi," katanya menambahkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement