Sabtu 04 Aug 2018 01:42 WIB

Isak Tangis Mengantar Yusuf Supendi ke Liang Lahat

Yusuf Supendi wafat setelah mengalami serangan jantung.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andi Nur Aminah
Istri almarhum salah satu pendiri Partai Keadilan Sejahtera Yusuf Supendi, Umi Widhiyani (keempat kanan) menangis usai pelaksanaan shalat jenazah di Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (3/8).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Istri almarhum salah satu pendiri Partai Keadilan Sejahtera Yusuf Supendi, Umi Widhiyani (keempat kanan) menangis usai pelaksanaan shalat jenazah di Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (3/8).

REPUBLIKA.CO.ID, Isak tangis Fawwaz Abdul Jawwad pecah. Ia melihat jelas jenazah ayahnya, Yusuf Supendi, telah menyatu dengan tanah di Taman Pemakaman Umum (TPU) Kalisari, Jakarta Timur, Jumat (3/8) selepas Shalat Jumat.

Sebagai putra tertua, Fawwaz bertugas memimpin upacara pemakaman ayahnya. Ibunya, yang kondisinya kurang sehat tak bisa mengantarkan ke kuburan. Sementara neneknya, yang merupakan ibunda almarhum Yusuf Supendi, hanya bisa mengantarkan jenazah hingga masjid tempat dishalatkan. Alhasil, semua tanggung jawab jatuh ke lelaki berusia 32 tahun itu.

Ia memimpin empat adiknya dan rombongan keluarga, serta iring-iringan warga ke kuburan. Ketika jenazah ayahnya telah tertumpuk tanah, Fawwaz hanya bisa terduduk di selembar tikar yang terbuat dari rotan. Air mata tak lagi bisa terbendung. Bersama keluarganya, ia membacakan doa-doa untuk mengantar ayahnya ke alam kekal.

Terik matahari menyengat, sementara toa masjid entah dari mana masih melantunkan shalawat. Namun, terik dan riuh suasana tak membuat rombongan keluarga cepat meninggalkan makam. Baru pada pukul 13.32 WIB rombongan keluarga bubar.

photo
Sejumlah keluarga dan kerabat memasukan keranda jenazah almarhum salah satu pendiri Partai Keadilan Sejahtera Yusuf Supendi di Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (3/8).

Ratusan pelayat lainnya masih berada di sekitar makam. Mereka secara bergantian mendoakan mendiang di samping kuburan yang terletak di Blok A II Blad 2, TPU Kalisari itu.

Kepergian salah satu pendiri Partai Keadilan (kini Partai Keadilan Sejahtera, Red) itu memang terjadi secara mendadak. Fawwaz mengatakan, dia telah berencana menemui sang ayah, Rabu (1/8). Namun karena terkendala sesuatu, Yusuf yang tengah sibuk melakukan persiapan sebagai bakal calon legistlatif Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), baru menyempatkan menengok putra pertama yang kini bertempat tinggal di Bogor itu Kamis (2/8).

Kamis siang, melalui adik Fawwaz, Yusuf mengabari bahwa dirinya telah sampai di Polres Cibinong, Bogor. Mendengar kabar itu, Fawwaz pun berencana menyambangi. Namun, sang adik mengatakan tak usah menghampiri. "Nggak usah, abi (ayah) mau check up ke RSPON Cawang," kata dia menirukan adik peremuannya.

photo
Istri almarhum salah satu pendiri Partai Keadilan Sejahtera Yusuf Supendi, Umi Widhiyani (ketiga kanan) bersama keluarga dan kerabat melaksanakan shalat jenazah di Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (3/8).

Namun, pukul 16.00 WIB Fawwaz kembali mendapat kabar bahwa ayahnya terkena serangan jantung. Karena itu, Yusuf harus dirujuk ke RS Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Beberapa jam tak ada lagi kabar, pada Jumat (3/8) pukul 01.00 WIB Fawwaz kembali mendapat kabar ayahnya akan dirujuk ke RSCM, Jakarta Pusat. Kabar yang datang sepotong-sepotong membuat lelaki satu anak itu tak tahu pasti kondisi ayahnya secara langsung. "Jam 4.59 saya dapat kabar jantungnya sedang dipompa. Katanya masa kritisnya sudah lewat. Ternyata Allah berkehendak lain," kata dia.

Pukul 05.30 WIB, Fawwaz yang telah selesai mandi dan Shalat Subuh kembali mendapat kabar kondisi ayahnya dalam keadaan kritis. Kabar itu membuatnya langsung bergegas ke RSCM.

Naas, di tengah jalan Fawwaz mendapat kabar yang tak pernah diharapkannya sama sekali. "Pas di Bojong, saya dapat kabar abi sudah enggak ada. Dari situ saya langsung ke rumah. Jam 7 sampai rumah," katanya.

photo
Sejumlah keluarga dan kerabat mengangkat keranda jenazah almarhum salah satu pendiri Partai Keadilan Sejahtera Yusuf Supendi di Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (3/8).

Di rumah ayahnya, RT 12 RW 01 Kelurahan Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, pengumuman telah berpulangnya Yusuf Supendi diumumkan melalui pengeras suara masjid Ar Rahman. Tetangga yang mendengar pun berbondong-bondong mempersiapkan kedatangan jenazah.

Bapak-bapak pun meyiapkan bendera kuning, kursi-kursi untuk tamu pelayat yang datang, dan memepersiapkan segala kebutuhan pemakaman. Sejumlah ibu-ibu sedang merangkai bunga-bunga yang akan menghiasi kuburan. Beberapa tetangga lainnya pun berdatangan.

Fawwaz hanya berada di dalam rumah. Sesekali ia mengajak anaknya yang masih balita bermain. Sebagai anak tertua, ia pun harus menyambut tamu-tamu yang datang. Namun hatinya jelas tak tenang menunggu jenazah ayahnya datang. Pukul 11.00 WIB, sebuah ambulan dengan tulisan RSCM masuk ke dalam gang yang hanya muat dilalui satu mobil. Fawwaz sigap menghampiri ambulan tersebut.

Dari pintu, keluar seorang perempuan. Perempuan yang tak lain adalah adik Fawwaz itu langsung memeluknya. Tangis mereka berdua pecah dalam dekapan. Sementara warga lainya membantu menggotong keranda, memindahkan jenazah dari ambulan menuju rumah duka.

photo
Sekjen PDIP Hasto Kristyanto (kanan) melayat almarhum salah satu pendiri Partai Keadilan Sejahtera Yusuf Supendi di Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (3/8).

Puluhan pelayat yang sejak tadi ikut menunggu, satu per satu mulai masuk ke rumah duka. Mereka membacakan doa bagi mendiang Yusuf yang kematiannya tak terduga itu. Di antara pelayat, terlihat sosok Presiden PKS Sohibul Iman. Berselang sekira 45 menit, giliran Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto yang datang memberikan bela sungkawa mewakili partainya.

Para pelayat pun mulai sepi ketika azan Shalat Jumat berkumandang. Masjid Ar Rahman yang hanya berjarak 100 meter dari rumah duka dipenuhi jamaah. Selepas Shalat Jumat, giliran jenazah yang dibawa ke masjid untuk dishalatkan.

Setelah dishalatkan, jenazah dibawa ke TPU Kalisari. Iring-iringan pengendara roda dua dan roda empat mengawal jenazah yang dibawa dengan ambulan. Sebagian membawa bendera kuning, sebagian lagi membuka jalan agar tak terjebak kemacetan.

Perjalanan itu menjadi yang terakhir bagi Yusuf Supendi di dunia. Selanjutnya, ia akan menyatu dengan tanah, kembali ke sisi Allah SWT.

Fawwaz, sebagai putra tertua Yusuf Supendi, tak lupa menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat yang ikut mendoakan mendiang ayahnya. "Terima kasih kepada seluruh saudara-saudara yang telah melayat bapak. Saya mohon kepada semuanya dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya apabila bapak mempunyai kesalahan di masa hidupnya," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement