Jumat 03 Aug 2018 15:07 WIB

Upaya Pemprov DKI Berhasil, Kali Item Sudah tidak Bau Lagi

Wapres Jusuf Kalla meninjau Wisma Atlet Kemayoran dan mengecek bau Kali Item.

Rep: Sri Handayani, M Ikhwanuddin, Farah Noersativa, Antara/ Red: Andri Saubani
Foto aerial Wisma Atlet Kemayoran yang berada di dekat Kali Item di Kemayoran, Jakarta, Jumat (20/7).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Foto aerial Wisma Atlet Kemayoran yang berada di dekat Kali Item di Kemayoran, Jakarta, Jumat (20/7).

REPUBLIKA.CO.ID, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) bersama menteri dan pejabat terkait, pada Jumat (3/8) melakukan peninjauan ke Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat. JK menyatakan, Kali Item di belakang Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat tidak lagi mengeluarkan bau tidak sedap.

"Kami makan pisang di situ, tidak ada soal, tidak campur dengan bau di situ. Ini usaha untuk meredam bau," kata JK, usai meninjau sejumlah lokasi Asian Games, di Gelora Bung Karno Jakarta, Jumat.

Nama Kali Item belakangan santer diperbincangkan jelang dimulainya Asian Games 2018. Selain karena warnanya yang pekat, bau busuk yang keluar dari sungai tersebut dikhawatirkan mengganggu para atlet yang tinggal di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.

Menurut salah satu peneliti Balai Pengembangan Instrumentasi LIPI, Anti Tri Sugiarto, penyebab bau Kali Item adalah bakteri yang dapat hidup tanpa oksigen. Bakteri ini mengeluarkan zat amoniak, sehingga baunya seperti bau septic tank.

Bakteri tersebut, kata Anti, dapat hidup di dalam air karena akumulasi limbah yang mengendap menjadi lumpur. Ketika lumpur itu semakin tinggi, maka zat amoniak yang berasal dari bakteri itu semakin menyebar dan tercium bau busuk yang kerap keluar dari Kali Item.

Ia menjelaskan, untuk mengurangi bakteri yang menyebabkan bau, maka diperlukan teknik yang disebut aerasi. Teknik itu dapat menyalurkan oksigen dari atas ke dalam air melalui sebuah alat khusus.

Baca juga:

photo
Pekerja memasang jaring diatas Kali Item yang berada di dekat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat (20/7).

Upaya Pemprov DKI

Sejak sebulan lalu, Pemprov DKI Jakarta selaku pemangku kepentingan utama pun mengambil langkah-langkah membasmi bau busuk kali item. Pemprov DKI melakukan penutupan permukaan air sungai dengan jaring atau waring. Selain itu, teknik-teknik canggih juga digunakan seperti pemasangan nano bubble dan aerator.

LIPI pun ikut membantu dengan mengerahkan dua alat bernama LUTOR (LIPI Ultrafine Bubble Generator) untuk penanganan bau Kali Item. Alat ini berfungsi untuk membunuh bakteri yang tidak diinginkan dengan ozon sekaligus menyemburkan oksigen dalam bentuk gelembung yang sangat kecil.

Alat tersebut, dibiarkan mengapung di permukaan air untuk melepaskan ozon dan gelembung nano oksigen ke dalam air melalui selang khusus. Rencananya, alat tersebut akan dipasang hingga gelaran Para Asian Games 2018, Oktober mendatang.

Upaya menjernihkan dan menghilangkan bau Kali Item memakan anggaran yang tidak sedikit. Pemprov DKI Jakarta menggelontorkan anggaran Rp 580 juta yang diambil dari pos APBD 2018 yang dikelola oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) demi hilangnya bau busuk Kali Item pada saat Asian Games 2018..

Setidaknya sampai Jumat (27/7) pekan lalu, Kali Item masih mengeluarkan bau tak sedap. Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta pun kemudian mengambil langkah lain, yakni menyemprotkan cairan ke kali tersebut.

"Salah satunya melakukan penyemprotan atau dengan bahan cairan untuk mengurangi bau. Dengan bahan cairan mereka punya supaya mengurangi bau di situ," ujar Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan di Balai Kota, Jumat (27/7).

Menurut Teguh, cairan itu berfungsi seperti pewangi. Metode ini dibuat tim ahli atau pakar lingkungan. Teguh menceritakan, Jumat (27/7), tim ahli gubernur menyampaikan metode ini kepada Dinas SDA. Pada Sabtu (28/7) mereka  melakukan uji coba ke lapangan. 

Penyemprotan pewangi ini akan difokuskan di sekitar Wisma Atlet. Teguh mengatakan, panjang area sungai yang akan disemprot mencapai 700 meter. "Saya nggak tahu teknisnya. Mungkin banyak kali (cairannya). Tapi kita fokus yang di Jembatan Marto yang panjang kita pasang jaring tuh, kita fokus di situ dulu (sekitar Wisma Atlet)," jelas Teguh.

Pada Senin (30/7), salah seorang warga yang tinggal di sekitar Kali Item, Ma’mun mengakui bau dari kali sudah lebih baik dibandingkan dengan beberapa waktu lalu. “Tapi ya ini tetap masih bau kan,” kata Ma’mun kepada Republika.

Petugas UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Sulaiman, yang sedang membersihkan Kali Item mengatakan, bau kali sudah berkurang dibanding sebelumnya. Sulaiman telah bertugas menjadi pembersih kali sejak 2014, dan baru kali ini bau di kali tersebut agak berkurang.

Kemudian pada Rabu (1/8), sejumlah warga yang ditemui Republika, bau busuk Kali Sentiong sudah tak tercium selama sepekan terakhir. Rohman, warga Kelurahan Serdang, Kemayoran, mengaku tidak mencium bau tidak sedap walaupun warna air masih gelap.

"Sudah nggak kecium lagi sih, tapi masih ada busa-busanya," kata dia kepada Republika, Rabu (1/8).

Hal senada juga disampaikan oleh Soni, anggota UPK Badan Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta. Ia mengaku, saat pertama kali ke lokasi, kali tersebut berbau busuk. Namun akhir-akhir ini, bau tersebut berangsur-angsur berkurang.

Pantauan Republika di lokasi, tidak tercium lagi bau busuk dari Kali Item. Namun, terdapat aroma amis khas selokan di depan rumah. Republika mengambil sampel air kali, warnanya tidak hitam namun keruh dan berbuih jika diaduk.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla senang melihat kondisi Wisma Atlet dan juga sempat meninjau Kali Sentiong atau Kali Item. Dia mengatakan, JK menyebut tak ada yang bau yang timbul dari Kali Sentiong.

"Beliau senang tadi juga lihat Wisma Atlet, kan. Lalu mengatakan 'Apa itu, Nies, kok ramai betul soal Kali Item. Coba kita ke sana aja'," ujar Anies usai mengantarkan JK, di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (3/8).

Anies menjelaskan, setelah itu, keduanya berjalan ke pinggir Kali Item. Menurutnya, pada saat itu JK menanyakan dimana bau yang ditimbulkan itu.

"Tadi saat kegiatan, beliau menanyakan. 'Mana yang bau? Apa yang bau?'," kata Anies.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement