Jumat 03 Aug 2018 05:11 WIB

Peluang Ustaz Somad Dinilai Kecil, Ini Kata Pengamat

Hendri ragu Ustaz Somad bisa memberikan suara yang masif.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Teguh Firmansyah
Ustaz Abdul Somad saat berceramah di Auditorium Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Senin (30/7). Dalam ceramahnya Ustaz Abdul Somad mengangkat tema Islam Rahmatan Lil Alamain Antara Multikulturalisme, Keislama dan Keindonesiaan.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Ustaz Abdul Somad saat berceramah di Auditorium Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Senin (30/7). Dalam ceramahnya Ustaz Abdul Somad mengangkat tema Islam Rahmatan Lil Alamain Antara Multikulturalisme, Keislama dan Keindonesiaan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Hendri Satrio menilai, peluang Ustaz Abdul Somad (UAS) untuk mendampingi Prabowo Subianto sebagai (cawapres) kecil.

Meski telah direkomendasikan oleh ulama GNPF, pendiri lembaga survei Kedai KOPI itu tak yakin UAS akan dijadikan pendamping Prabowo.

Menurutnya, telah banyak ulama mencalonkan diri sebagai capres atau cawapres yang gagal. Salahuddin Wahid, misalnya, ketika dipasangkan dengan Jenderal (Purn) Wiranto kalah dalam pilpres 2004. Begitu pula dengan Hasyim Muzadi sebagai cawapres yang mendampingi Presiden Kelima Megawati Soekarnoputri.

"Ada Solahudin Wahid dengan Pak Wiranto, kurang apa dia sebagai ulama? Dia adalah cucu pendiri NU, tapi kalah," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (2/8).

Bukan hanya itu, ia menambahkan, Zainudin MZ yang dikenal sebagai kiai sejuta umat juga gagal ketika bersama Partai Bintang Reformasi. Menurut Hendri, peran ulama belum tentu pas untuk pagelaran sekelas pilpres.  "Jangan-jangan porsinya bukan di situ. Dengan segala hormat, kemungkinan untuk UAS masih sangat kecil," ujar dia.

Baca juga, Ustaz Somad Tolak Dipasangkan Sebagai Cawapres.

Ia mengakui, nama UAS memang sudah banyak dikenal masyarakat. Namun untuk dapat memberikan suara yang masif, Hendri masih meragukannya. "Kalau dihitung bisa saja UAS meraih suara banyak, tapi sebesar apa? Kan sudah ada contohnya. Karena itu harus ada nama yang bisa meraih banyak suara," kata dia.

Nama-nama yang dimaksud Hendri di antaranya adalah mantan Ketua KPK Abraham Samad, mantan Menteri Koordinator Kemarituman Rizal Ramli, atau tokoh Chairul Tanjung. Menurut dia, orang-orang itu akan membawa pengaruh pada perolehan suara bagi Gerindra, PAN, PKS, dan Demokrat pada  pileg dan pilpres 2019.

"Tapi kalau figur standar saja, itu sama saja memberikan karpet merah kepada Jokowi. Karena itu harus mengambil tokoh nasional yang mau membawa panji kebesaran koalisi tersebut," ujar dia.

Terkait tingkat keislaman tokoh-tokoh itu, Hendri menilai semua itu dapat dikomunikasikan dengan masyarakat.

photo
Ustadz Abdul Somad menyampaikan tausiyah saat Pengajian Akbar DMI di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (25/7).He

Sebelumnya GNPF Ulama merekomendasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden RI. Ada dua nama yang disebut mendampingi ketua umum Partai Gerindra itu, yakni Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf al-Jufri dan Ustaz Abdul Somad Batubara.

Secara terpisah, mubaligh yang lahir di Asahan, Sumatra Utara, tersebut menanggapi rekomendasi ini. Pertama-tama, dia mengapresiasi GNPF Ulama, yang baginya cukup berhasil mengubah citra umat Islam di Indonesia. Kaum Muslimin yang tadinya tampak seperti massa mengambang kini lebih bersatu dengan arahan para alim ulama.

“Selamat, ternyata kerumunan sudah berubah menjadi barisan kekuatan,” kata Ustaz Abdul Somad kepada Republika.co.id melalui pesan WhatsApp, Ahad (29/7) siang.

Baca juga: GNPF Ulama Ingin Berikan Solusi untuk Bangsa

Namun, peraih penghargaan Tokoh Perubahan Republika 2017 itu menegaskan tidak bersedia maju dalam ajang pemilihan presiden dan wakil presiden RI. Alih-alih mengomentari dirinya, lulusan S-1 Universitas al-Azhar (Mesir) tersebut memuji ketokohan Prabowo Subianto dan Salim Segaf. Menurutnya, pasangan itu menyimbolkan persatuan yang erat dan seimbang dari unsur-unsur identitas kebangsaan Indonesia.

“Prabowo-Habib Salim pasangan tawazun (seimbang) antara ketegasan tentara dan kelembutan ulama; (antara) Jawa dan non-Jawa, (antara) nasionalis-religius plus barokah darah Nabi SAW dalam diri Habib Salim,” papar Ustaz Abdul Somad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement