REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon presiden (capres) Joko Widodo diusulkan mendaftar pada hari Jumat Pahing (10/8) atau Rabu Kliwon (8/8). Karena dua hari itu diangggap baik, apalagi Joko Widodo sendiri adalah orang Jawa.
Usulan disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani. Hanya saja sampai saat ini Joko Widodo sendiri masih belum menunjuk siapa yang bakal menjadi pendampingnya di pemilihan presiden (Pilpres) 2019.
Namun pengamat kebudayaan Jawa, Karsono H Saputra melihatnya hanya sebatas strategi politik saja. Apalagi hari Jumat Pahing adalah hari terakhir pendaftaran capres-cawapres di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Bahwa itu bertautan dengan Jumat Kliwon dan sebagainya itu kebetulan saja. Itu hari terakhir saja pendaftaran capres cawapres itu kan strategi politik," jelas Karsono saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (2/8).
Baca juga:PKS Ancang-Ancang Merintis Poros Baru, Golkar: Mustahi
Karsono menjelaskan hari baik bagi orang Jawa itu ada kategori. Pertama cara umum yaitu pandangan secara umum, misalnya acara umum kalau orang Banyumas tidak boleh bepergian pada hari Selasa. Kedua cara pribadi, kalau cara ini pasti berkaitan dengan hari kelahiran yang bersangkutan, dalam hal ini Joko Widodo itu sendiri.
"Saya tidak tahu hari lahir beliau capto woro dan ponco woronya apa saya tidak tahu. Sehingga saya tidak bisa berkomentar tapi yang pasti ini berkaitan dengan pribadi," Ujar Karsono.
Memang, sebagai orang Jawa ada korelasinya antara politik dengan ada kebudayaan Jawa. Sebab, kata dia, pendaftaran capres-cawapres itu memulai sesuatu yang baru dan mulai melangkah. Oleh karena itu harus dihitung perhitungan Jawa. "Tapi saya tidak tahu apakah Pak Jokowi memperhitungkan hal itu saya tidak tahu tapi pas itu tanggal 10 Jumat Kliwon Pahing, kata Karsono.
Baca juga: PKS tidak Abaikan Aher
Sebelumnya, partai koalisi mengusulkan pendaftaran pasangan calon presiden maupun calon wakil presiden poros Joko Widodo ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) dilakukan pada Rabu (8/8) atau Jumat (10/8) pekan. Hal itu muncul dalam pertemuan antara Presiden Jokowi dengan sekjen partai koalisi di Bogor belum lama ini.
Sekjen PPP Arsul Sani mengatakan alasan pemilihan dua hari itu, karena berdasarkan kalender Jawa, bertepatan dengan Rabu Kliwon dan Jumat Pahing. "Ya pilihannya antara Rabu Kliwon atau Jumat Pahing. Tapi buat kami semua hari adalah hari baik," ujar Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/8).
Arsul mengatakan, namun mayoritas partai koalisi lebih cenderung mengusulkan pendaftaran capres dilakukan pada Jumat pahing. "Semalam memang para Sekjen menyampaikan (ke Jokowi) ‘Pak daftarnya itu hari Jumat saja, itu usulannya’ kalau nggak salah itu Jumat pahing. Itu hari baik hari Jumat itu," ujar Arsul.