REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi, berharap para orang tua, terutama ibu, korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat, lebih bersabar dalam menghadapi anak-anaknya. Terutama bagi mereka yang masih takut masuk ke dalam rumah atau sekolah.
"Saya meminta agar para orang tua sabar menghadapi putra-putrinya kalau masih takut diajak masuk ke dalam rumah atau ke sekolah," kata Kak Seto, panggilan akrabnya, dihubungi dari Jakarta, Kamis (2/8).
Kak Seto mengatakan LPAI bekerja sama dengan Dompet Dhuafa dan LPA Nusa Tenggara Barat mengunjungi anak-anak korban gempa yang melanda Lombok, Sumbawa dan Bali. Menurut Kak Seto, anak-anak korban gempa masih merasakan trauma bila berada di dalam rumah atau bangunan, termasuk bangunan sekolah.
"Di antara mereka ada yang merasakan langsung suasana yang menakutkan saat bangunan atau tembok roboh. Mereka masih takut mengalami kejadian yang sama," tuturnya.
Walaupun masih mengalami trauma, Kak Seto mengatakan anak-anak korban gempa tersebut sudah mulai terlihat lebih bersemangat dan ceria. Bahkan mereka tidak terlihat baru saja mengalami kejadian bencana yang menakutkan.
"Meskipun mereka sudah terlihat bersemangat dan ceria, saya tetap berpesan kepada para relawan agar tetap menjaga mereka dalam suasana yang gembira," katanya.
Gempa berkekuatan 6,4 skala Richter mengguncang wilayah Lombok, Sumbawa dan Bali pada Minggu (29/7) pagi. Akibat kejadian tersebut, 17 orang tercatat meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka serta ribuan rumah dan fasilitas lainnya rusak.