Kamis 02 Aug 2018 17:32 WIB

Kepala BMKG: Waspada Hoaks Seputar Gempa Lombok

Gempa Lombok merupakan gempa yang berbeda dengan gempa megathrust.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati./ Red: Angga Indrawan
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati
Foto: RepublikaTV/Fakhtar Khairon Lubis
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan, isu mengenai gempa Lombok yang akan memicu aktifnya gempa megathrust Selatan Jawa-Selat Sunda. Dwikorita menyebut, itu adalah kabar bohong (hoaks). 

Dwikorita menjelaskan, kedua gempa tersebut dinilai memiliki sumber gempa yang berbeda dengan jarak yang sangat jauh. 

"Itu hoaks, jangan percaya, tidak benar kalau gempa Lombok akan memicu gempa megathrust Selatan Jawa. Video yang banyak beredar merupakan video lama dan tidak ada hubungannya dengan gempa Lombok," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (2/8).

Dwikorita menjelaskan, gempa Lombok merupakan gempa yang mempunyai aktivitas yang berbeda dengan gempa Megathrust. Gempa Lombok dibangkitkan oleh patahan aktif, sedangkan gempa megathrust dibangkitkan oleh aktivitas tumbukan lempeng di zona subduksi. 

Menurut Dwikorita, kabar bohong tersebut sengaja diembuskan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menciptakan kepanikan di masyarakat. 

Hingga saat ini, kata dia, belum ada cara ataupun teknologi untuk memprediksi secara tepat kapan, di mana, dan berapa kekuatan gempa yang akan terjadi. 

"Potensi gempa kuat di zona megathrust selatan Jawa Barat-Selat Sunda, seperti halnya zona megathust Mentawai adalah hasil kajian yang siapa pun tidak tahu kapan terjadinya," ujarnya.

Lebih lanjut, Dwikorita mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak memercayai kabar bohong yang banyak beredar lewat media sosial. BMKG sendiri, tambah dia, terus meng-update prakiraan cuaca, maritim, penerbangan, iklim, kualitas udara, gempa bumi, dan tsunami selama 24 jam penuh.

"Pastikan informasi hanya diperoleh dari BMKG. Selain lewat website, masyarakat juga bisa memantau akun media sosial BMKG serta melalui aplikasi mobile yang bisa di-download di Apple Store dan Google Play Store," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement