Kamis 02 Aug 2018 15:49 WIB

Misi Mengibarkan Merah Putih di Puncak Tertinggi Eropa

Sabar akan memulai pendakiannya dari kaki gunung Elbrus pada 15 Agustus mendatang.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Esthi Maharani
Sabar Gorky, penyandang disabilitas yang bertekad mendaki gunung Elbrus di Rusia. Ia bakal mendaki gunung tertinggi di Eropa itu dan mengibarkan bendera merah putih di puncak Elbrus tepat pada HUT RI ke-73.
Foto: Republika/Andrian
Sabar Gorky, penyandang disabilitas yang bertekad mendaki gunung Elbrus di Rusia. Ia bakal mendaki gunung tertinggi di Eropa itu dan mengibarkan bendera merah putih di puncak Elbrus tepat pada HUT RI ke-73.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Seorang penyandang disabilitas asal Solo bakal mendaki gunung tertinggi di Eropa. Ialah Sabar Gorky. Pria berusia 50 tahun itu berambisi menaklukan puncak Elbrus di Rusia. Rencananya, Sabar akan memulai pendakiannya dari kaki gunung Elbrus pada 15 Agustus mendatang. Sabar menargetkan waktu tempuh yang dibutuhkan untuk sampai ke puncak Elbrus hanya dua hari saja. Sehingga pada 17 Agustus bertepatan dengan HUT RI ke-73, ia sudah berada di puncak Elbrus.

Sabar pun membawa misi dalam pendakiannya itu. Ia ingin mengibarkan bendera merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya di puncak Elbrus yang memiliki ketinggian 5.642 meter di bawah permukaan laut (mdpl). 

“Sampai dipuncak nanti ada upacara dan mengibarkan bendera merah putih. Saya mohon dukungan pada semuanya,” tutur Sabar dalam konferensi pers pada Rabu (1/8).

Tekadnya menaklukan Elbrus begitu kuat. Sejak lima bulan terakhir ia sudah getol melakukan latihan fisik. Meski menjadi warga Tuna Daksa yang sehari-harinya harus berjuang menopang tubuhnya dengan tongkat karena hanya memiliki satu kaki, namun Sabar tak ciut nyali.

Saban harinya, karyawan Palang Merah Indonesia Kota Solo itu menyempatkan waktu mengelilingi stadion Manahan dengan menggunakan sepeda khusus. Ia pun melatih kekuatan tangannya dengan mendayung hingga menarik ban. Ia pun telah merencanakan untuk berlatih membawa beban berat dengan berjalan di sekitar pantai Selatan, Yogyakarta.

Berbagai kemungkinan telah ia pertimbangan masak-masak. Karenanya alat-alat yang dibutuhkan untuk mendaki gunung bersalju pun sudah disiapkannya. Misalnya saja palu khusus yang digunakan untuk mendaki gunung bersalju hingga memodifikasi tongkat penyangga tubuhnya dengan menambahkan telapal cakram besi pada ujung tongkat. Menurut Sabar hal itu akan membantunya saat berjalan di Elbrus.

Meski demikian dalam pendakiannya itu Sabar tak sendiri. Ada 10 orang lainnya yang menemani Sabar dalam memuluskan misinya. Tim tersebut bernama Garuda Muda yang terdiri dari pelajar SMA, jurnalis hingga dokter.

Siapa sangka, Sabar sudah pernah mendaki sebanyak 20 gunung berapi. Karier pendakiannya ia mulai sejak berusia 19 tahun dengan menaklukan puncak gunung Lawu, Jawa Tengah. Kala itu, fisiknya memang masih sempurna.

Namun, setelah pendakiannya itu ia mengalami kecelakaan. Sabar terjatuh saat naik kereta hingga kakinya patah. Sejak itu ia pun mengalami masa-masa kehilangan semangat dalam hidupnya. Setahun lamanya ia berjuang menghadapi kenyataan.

Namun perlahan, dengan dorongan rekan-rekannya dan pelatihan di PMI Kota Solo, Sabar kembali bangkit. Ia kemudian kembali pada hobinya, mendaki. Bahkan setelah peristiwa itu, mentalnya semakin tangguh. Tak tanggung-tanggung, Sabar bukan saja pernah mendaki gunung-gunung yang ada di tanah air. Ia pun telah menjajal keberaniannya di beberapa gunung tertinggi dunia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement