Kamis 02 Aug 2018 13:14 WIB

Ini Manfaat Jangka Pendek dan Panjang IMF-WB Meeting 2018

Manfaat jangka pendek untuk Bali berasal dari realisasi proyek-proyek infrastruktur

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Esthi Maharani
Doa bersama (matur piuning) di Pura Agung Besakih, Karangasem jelang pelaksanaan pertemuan tahunan Bank Dunia - Dana Moneter Internasional (IMF) 2018 di Bali.
Foto: Mutia Ramadhani / Republika
Doa bersama (matur piuning) di Pura Agung Besakih, Karangasem jelang pelaksanaan pertemuan tahunan Bank Dunia - Dana Moneter Internasional (IMF) 2018 di Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali, Causa Iman Karana memaparkan manfaat jangka pendek dan jangka panjang pelaksanaan pertemuan tahunan Bank Dunia - Dana Moneter Internasional (IMF) 2018 di Bali. Persiapan acara yang menghadirkan 15 ribu delegasi dari 189 negara di dunia tersebut hingga hari ini sudah mencapai 84 persen.

"Progressnya sudah 84 persen. Sisanya tinggal masalah teknis saja. Manfaatnya untuk Bali dan Indonesia berupa jangka pendek dan jangka panjang," kata Causa dijumpai Republika di Karangasem, Kamis (2/8).

Manfaat jangka pendek untuk Bali berasal dari realisasi proyek-proyek infrastruktur untuk memperlancar kegiatan, seperti pembangunan underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, penyelesaian patung Garuda Wisnu Kencana (GWK), perluasan apron Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, dan Pelabuhan Benoa. KPwBI Bali memperkirakan pengeluaran (spending) lebih dari 15 ribu tamu mencapai Rp 4,6 triliun.

(Baca: 288 Tamu VIP Bakal Hadir di IMF-WB Meeting Bali)

Manfaat jangka panjang pertama adalah leadership Indonesia. Bali bisa menjadi contoh yang baik bagi dunia setelah sukses menyelenggarakan acara ini. Kedua, pariwisata Indonesia, khususnya Bali semakin dikenal.

"Sisi lain dari Bali selain di selatan, seperti Bali Timur, Bali Barat, dan Bali Utara lebih dikenal, juga daerah wisata sekitar Bali, seperti Lombok," ujar Causa.

Ketiga, transfer knowledge di mana lebih dari dua ribu seminar digelar selama sepakan. Isu-isu yang dibahas adalah yang terkini, seperti outlook ekonomi dunia, teknologi keuangan, perang dagang, pertumbuhan ekonomi inklusif, pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi, dan sebagainya.

Keempat, pertemuan tahunan ini diharapkan menghasilkan kesepakatan-kesepakatan ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dengan negara-negara lain. Kelima, momen ini bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan Bali sebagai salah satu International Center for Sustainable Finance.

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika menambahkan Bali layak menjadi salah satu pusat keuangan berkelanjutan di dunia, sebagaimana Singapura dan Cayman Islands. Bali sudah memiliki branding yang bagus di mata dunia, dan infrastruktur terkait bisa disiapkan.

"Kami akan singgung itu supaya manfaat acara ini untuk Bali bukan hanya fisik dan infrastruktur. Jika Singapura dan Cayman Islands saha hisa, mengapa kita tidak?" ujar Pastika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement