REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Psikolog anak Kak Seto bersama tim Dompet Dhuafa mengunjungi anak-anak korban gempa bumi di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Rabu (1/8). Dalam kunjungannya ke sejumlah posko pengungsian di Kecamatan Sembalun tersebut, Kak Seto bersama Kak Heni mengajak anak-anak korban bencana gempa bumi untuk bermain dan belajar.
Terlihat puluhan anak-anak yang menjadi korban bencana gempa bumi di Kecamatan Sembalun, sangat antusias mengikuti kegiatan bermain dan belajar yang diselenggarakan oleh tim Dompet Dhuafa dalam rangka pemulihan psikologi warga dan anak-anak korban gempa bumi di Pulau Lombok, NTB.
Kak Seto dan Kak Heni melalui Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) berkolaborasi dengan para relawan mengunjungi sejumlah posko yang berada di kawasan Sembalun.
"Hari ini Dompet Dhuafa bersama LPAI melakukan aksi pendekatan kepada anak-anak korban gempa dengan cara memberikan materi baik dongeng maupun bermain hingga edukasi mengenai bencana yang terjadi, hal ini diharapkan untuk mengurangi dampak trauma pada anak-anak karena bencana khususnya gempa di Lombok," kata Psikolog Maya Sita Darlina, selaku Koordinator Psycological.
Selain kepada anak-anak Kak Seto dan Kak Heni juga melakukan pendekatan kepada sejumlah warga setempat, terutama ibu-ibu yang saat ini menempati sejumlah posko pengungsian di wilayah Sembalun.
Selain kegiatan pertolongan pertama psikologis, Dompet Dhuafa, menurut Maya juga membuka pos hangat serta pos medis dengan aksi layanan medis bekerjasama tim medis Kostrad Siliwangi.
Menurut Heni selaku Sekretaris Jenderal LPAI mengaku, mengapresiasi kegiatan yang dilakukan tim Dompet Dhuafa dalam memberikan pelajaran dan hiburan terhadap anak-anak korban gempa di Pulau Lombok.
"Apa yang dilakukan Dompet Dhuafa sudah sangat bagus mengelola ini, anak-anak cukup bahagia dengan kegiatan yang ada. Kreativitas yang banyak sehingga menyenangkan. Bisa memanfaatkan apa yang ada, pemanfaatannya dengan cara bermain," ucapnya.
Sementara itu, Kak Seto juga memberikan apresiasi atas apa yang sudah dilakukan Dompet Dhuafa bersama para relawan dengan segala upayanya untuk pemulihan trauma anak-anak pasca bencana. Apalagi jika nanti kaderisasi program dilakukan.
"Ini penting agar program bisa berjalan dan profesional. Psikolog paling baik adalah orang tua. Belajar yang senang bisa dilakukan dimana saja dengan pendekatan alamiah yang sesuai dengan anak-anak," katanya.
Untuk itu, Kak Seto sangat mendukung gerakan moril tersebut. "Kegiatan semacam ini menjadi laboratorium alam yang paling baik, kita akan meninggalkan tempat ini, maka kita perlu meninggalkan pancingan bukan ikannya," kata Kak Seto.