Rabu 01 Aug 2018 14:01 WIB

Alasan PKS Percaya Diri Dorong Salim Segaf Jadi Cawapres

Ijtima' Ulama merekomendasikan Salim Segaf Al Jufri dan Abdul Somad sebagai cawapres.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andri Saubani
Ketua Majlis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al-Jufri menyampaikan arahan pada acara Konsolidasi Pasangan Calon Kepala Daerah PKS se-Indonesia di Jakarta, Kamis (4/1).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Majlis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al-Jufri menyampaikan arahan pada acara Konsolidasi Pasangan Calon Kepala Daerah PKS se-Indonesia di Jakarta, Kamis (4/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil ijtima' Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama merekomendasikan nama Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Salim Segaf Al-Jufri sebagai salah satu kandidat calon wakil presiden (cawapres). Gayung bersambut, PKS mendukung penuh dan siap memperjuangkan Salim Assegaf untuk bisa diterima oleh partai-partai koalisi, Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Demokrat.

Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Direktur Pencapresan DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Suhud Aliyudin. Ia menyatakan, ada alasan yang cukup kuat pihaknya mendorong Salim Assegaf sebagai cawapres yang bakal berpasangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Selain memiliki integritas, Salim Assegaf juga cucu dari pahlawan nasional juga tokoh pendiri Al-Khairiyah yang kuat di Indonesia bagian Timur.

"Saya kira secara kapasitas Pak Salim Assegaf sebagai tokoh memiliki kemampuan punya kompetensi, dia berpengalaman sebagai duta besar, sebagai menteri. Artinya terkait masalah ke pemerintahan dia tidak asing jadi tidak akan gagap ketika mendapatkan amanah," jelas Suhud, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (1/8).

Selanjutnya, kata Suhud, juga dilihat aspek kemungkinan keterpilihan atau elektabilitasnya. Walaupun memang, Suhud mengakui, hasil survei Salim Assegaf tidak terlalu besar tapi ketika nanti dia diumumkan tentu akan mengubah dukungan publik, terutama Indonesia Timur.

Kemudian juga, Suhud mengklaim, kombinasi antara Prabowo dan Salim Assegaf sangat ideal. Hal itu karena mewakili Jawa dan luar Jawa, militer dengan ulama yang bisa diterima oleh sebagian besar rakyat Indonesia.

"Artinya kombinasi ini yang baik. Pak Salim Assegaf memiliki kekuatan serta daya dukung yang luar biasa dari rakyat, tentu Ketika nanti dia didorong. Jadi alasan kami ya seperti itu karena memang beliau pantas untuk menjadi wakil presiden," kata Salim.

Meski demikian, Suhud menegaskan, PKS tidak mengabaikan nama Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan dan beberapa nama lainya hasil rapat Majelis Syura PKS sebagai kandidat cawapres. Maka dengan demikian, menurut Suhud, kesembilan nama hasil rapat Majelis Syura PKS memiliki peluang yang sama untuk didorong sebagai cawapres, tidak terkecuali dengan Aher dan nama lainnya.

"Kalau di PKS sudah selesai di sembilan nama itu dan akan diperjuangkan siapapun yang maju. Persoalannya ketika proses komunikasi dengan mitra koalisi perlu kesepahaman," ucapnya.

Mantan gubernur Jawa Barat yang juga salah satu kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Heryawan menghormati adanya rekomendasi Ijtima' Ulama mengajukan Salim Assegaf Al Jufri dan Abdul Somad untuk dipasangkan dengan Prabowo di Pilpres 2019. Namun, Ahmad Heryawan menilai, konstelasi politik penetapan siapa figur yang layak mendampingi Prabowo di Pilpres 2019 masih bisa berubah.

Ahmad Heryawan mengatakan, saat ini ia masih menunggu. Karena, sampai hari ini, tentu pembicaraannya terus berlangsung di antara partai koalisi.

"Walaupun dari sisi persaingan sudah terlihat, mulai tersisih, mudah-mudahan terus berlangsung seperti itu sampai akhir, meskipun perubahan masih ada kemungkinan terjadi," ujar Ahmad Heryawan yang akrab disapa Aher kepada wartawan, Selasa (31/7).

Aher mengatakan, dia menunggu ujung dari lobi tingkat tinggi koalisi pendukung Prabowo akan seperti apa. Ia berharap, ujungnya akan bagus dan menghadirkan calon yang bisa jadi pemenang di Pilpres 2019.

"Saya dalam posisi menunggu,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement