Senin 30 Jul 2018 15:23 WIB

Amien Rais: Ustaz Somad Lebih 'Nendang' dari Habib Salim

Amien Rais menyayangkan Ustaz Somad menolak rekomendasi cawapres GNPF.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
(Kiri-kanan) Ketua Pengarah Panitia Ijtima Ulama Abdul Rasyid Abdullah Syafii, Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra, Presiden PKS Sohibul Iman, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-U) Yusuf Martak, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, dan Ketua Umum Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra berfoto bersama saat menghadiri acara Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional di Jakarta, Jumat (27/7).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
(Kiri-kanan) Ketua Pengarah Panitia Ijtima Ulama Abdul Rasyid Abdullah Syafii, Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra, Presiden PKS Sohibul Iman, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-U) Yusuf Martak, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, dan Ketua Umum Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra berfoto bersama saat menghadiri acara Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional di Jakarta, Jumat (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais menyebut sosok Ustaz Abdul Somad lebih memberikan suara kemenangan tinggi dibandingkan Habib Salim Segaf Al Jufri. Itu karena nama Abdul Somad yang direkomendasikan Ijtima Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama itu dalam survei yang dilakukan selama ini selalu meraih popularitas yang tinggi.

"Dua-duanya saya hormat, tapi untuk kemenangan tampaknya yang lebih menendang Pak Abdul Somad," ujar Amien saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/7).

Amien menilai, sosok Somad yang usianya sekitar 40 tahun sebagai sosok yang mewakili generasi muda sehingga kombinasi antara Prabowo dan Abdul Somad adalah kombinasi yang tepat.

"Kalau Pak Salim itu tidak kurang ulamanya insya Allah, tapi pasangan agak senior dan junior itu yang diinginkan," ujar Amien.

Abdul Somad, menurut Amien, juga tak hanya memiliki popularitas tinggi sebagai mubaligh besar, tetapi juga kritis dalam menyuarakan ketidakadilan. "Beliau kritis sekali masalah ketidakadilan, masalah pendidikan, masalah hot dan lain-lain, daripada beliau selalu hanya lisan, saatnya ini beliau punya otoritas kekuasaan yang telanjang untuk kemudian mencari sesuatu yang kejernihan," kata Amien.

Namun, Amien justru bingung lantaran Ustaz Abdul Somad menolak rekomendasi cawapres yang ditujukan kepadanya. Padahal, jika ia bersedia, akan membantu perbaikan bangsa dan negara.

"Kalau beliau mau, tentu akan membantu perbaikan negeri ini. Saya tidak tahu mengapa beliau masih belum mau, barangkali kekhawatiran beliau, mudah-mudahan ada perubahan," ujar Amien.

Baca Juga: Jawaban Ustaz Somad Saat Diajukan Jadi Cawapres Prabowo

Apalagi, PAN saat ini tidak masalah jika sosok calon wakil presiden bukan berasal dari kader PAN. Itu, kata Amien, demi koalisi partai poros Prabowo segera menentukan pasangan di Pilpres 2019.

"Oh nggak, justru di situ hebatnya. Jadi, PAN nggak akan mengajukan supaya ada kebersamaan. Iya (legowo)," ujar Amien.

Sebelumnya, Forum Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional terkait dengan Pilpres 2019 akan disampaikan kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Ijtima ini digagas Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama.

"Insya Allah, dalam satu dua hari ini akan disampaikan," kata Ketua GNPF Ulama Yusuf Martak di Jakarta, Ahad (29/7).

Baca Juga: Ustaz Abdul Somad dan Capres Pilihan GNPF Ulama

Dalam rekomendasinya, Forum Ijtima Ulama merekomendasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden RI pada Pilpres 2019 untuk diusung partai koalisi keumatan. Mereka juga merekomendasikan dua nama cawapres pendamping Prabowo, yakni Al Habib Salim Segaf Al-Jufri dan Ustaz Abdul Somad Batubara.

Yusuf menilai, wajar jika ulama merekomendasikan dua nama cawapres pendamping Prabowo itu karena mewakili umat Islam. "Sudah waktunya umat Islam memercayakan salah satu kepemimpinan NKRI dari kalangan ulama agar menjadikan pasangan calon nasional dan religi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement