REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyatakan, isu terorisme masih menjadi isu krusial yang mengancam kelancaran penyelenggaraan Asian Games. Sudah lebih dari dua ratus teroris yang ditangkap sebelum penyelenggaraan Asian Games.
"242 orang ditangkap pascabom Surabaya," kata Tito saat rapat koordinasi bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI), Badan Intelijen Negara (BIN), INASGOC dan INAPGOC, di Mapolda Metro Jaya, Senin (30/7).
Dari jumlah yang ditangkap itu, menurut Tito, 21 di antaranya terpaksa ditembak karena melawan atau membahayakan petugas, maupun anggota masyarakat. Meski demikian, Tito menyatakan masyarakat tidak perlu khawatir dengan isu terorisme ini. Tito pun menjamin keamanan masyarakat melalui operasi yang akan dijalankan Polri dan stakeholder lainnya.
Rapat yang digelar di Mapolda Metro Jaya pada Senin (30/7), menurut Tito merupakan rapat koordinasi terakhir terkait pengamanan yang dilakukan oleh Polri, TNI, BIN dan Panitia pelaksana (INASGOC). "ini rapat besar terakhir sebelum kita eksekusi rencana operasinya ya," ujar Tito menegaskan.
Selain terorisme, Tito tetap menekankan sejumlah isu gangguan keamanan lainnya. Isu kejahatan konvensional atau street crime juga menjadi fokus Polri. Polri mengantisipasinya melalui operasi cipta kondisi yang menangkap ribuan pelaku kejahatan jalanan.
Selain Itu, Tito menambahkan, kemacetan juga diantisipasi oleh Korps Lalu Lintas Polri. Secara keseluruhan, operasi Asian Games akan dimulai sejak Awal Agustus 2018.