Senin 30 Jul 2018 03:45 WIB

Wasekjen Demokrat: Kami Respect terhadap PKS

Partai Demokrat akan melakukan tukar pikiran dengan PKS.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bersama dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyapa wartawan sebelum melakukan pertemuan di Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (24/7).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bersama dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyapa wartawan sebelum melakukan pertemuan di Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (24/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Sekretaris Jendral Partai Demokrat, Renanda Bachtar mengatakan Partai Demokrat respect atau menghormati PKS yang merupakan partai perintis koalisi oposisi pemerintah bersama dengan Gerindra sejak 2014 lalu.

Hal itu, kata dia, akan disampaikan dalam agenda pertemuan Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan PKS yang akan dilakukan pada Senin (30/7).

“Iya, Senin. Yang dibicarakan, tentu yang pertama, rasa respect Demokrat ya terhadap partai yang menjadi perintis koalisi antara Prabowo, atau Gerindra dengan PKS kan,” kata Renanda saat dihubungi Republika, Ahad (29/7).

Selain itu, menurutnya, Partai Demokrat akan melakukan tukar pikiran dengan PKS untuk menyamakan visi misi dan penempatan masalah-masalah yang saat ini tengah dialami masyarakat Indonesia.

Dia menyebut, bila ditemukan kesepakatan dan pemikiran yang sama, maka tak menutup kemungkinan pembicaraan di antara kedua belah partai akan berkembang seperti rencana untuk berkoalisi.

Dia juga tak menutup kemungkinan kedua partai itu akan membicarakan perihal capres dan cawapres yang akan diusung oleh koalisi oposisi, atau penantang pejawat. Namun, pembicaraan itu akan diawali dengan pembicaraan perihal kriteria capres-cawapres yang cocok untuk mengatasi permasalahan yang saat ini dialami bangsa Indonesia.

“Dan kemudian tentu juga akan menyinggung masalah untuk mengaddress atau menempatkan isu-isu dan masalah-masalah itu, kriteria capres-cawapres seperti apa yang tepat. Bisa berkembang juga ke arah siapa capres-cawapresnya, karena memang waktu juga kan jalan terus,” tuturnya.

Namun dia menampik, partainya akan menawari kader terbaik mereka, yaitu Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk menjadi calon wakil presiden dari kubu koalisi oposisi.

Menurutnya, hal itu telah terus didengungkan oleh Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono sejak pertemuan SBY dengan Prabowo di kediaman SBY di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, pada Selasa (24/7) lalu.

“Pak SBY sudah tegas mengatakan, AHY sebagai cawapres adalah bukan harga mati. Begitu. Jadi saya rasa harus merujuk pada pernyataan SBY pada tanggal 24 kemarin itu. Jelas-jelas tidak, itu,” tegasnya.

Baca juga, PKS Berencana Intensifkan Komunikasi dengan Partai Lain.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berencana mengintensifkan komunikasi dengan partai lain, termasuk yang tergabung dalam koalisi Presiden Joko Widodo (Jokowi). PKS saat ini sudah membangun komunikasi dengan PKB yang telah menyatakan dukungan untuk Jokowi.

Direktur Pencapresan DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Suhud Aliyudin mengatakan komunikasi dengan partai lain sebagai skenario cadangan apabila Prabowo Subianto tidak memilih kader PKS sebagai cawapresnya. Kendati demikian, PKS tetap pada pendirian untuk membentuk capres-cawapres melawan pejawat. 

 

"PKS memilih jalan oposisi terhadap pemerintah, dan berusaha menghadirkan pasangan capres-cawapres untuk melawan pejawat,” ujar dia kepada Republika.co.id, Ahad (29/7).

Ia mengatakan proses komunikasi dengan partai lain akan terus dilakukan untuk mencari formasi terbaik capres-cawapres di luar kubu Jokowi dan Prabowo. "Opsi lain di luar Gerindra dimungkinkan jika tidak ada kesepahaman terkait cawapres dari PKS yang merupakan bagian kesepakatan eksklusif antara Pak Prabowo dengan Ketua Majelis Syuro PKS Habib Salim Segaf Aljufri," kata Suhud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement