REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di Nusa Tenggara Barat (NTB) tidak menempati bangunan yang sudah rusak akibat gempa. BMKG menyampaikan hingga pukul 14.00 WIB, terjadi gempa susulan sebanyak 124 kali pascagempa 6,4 SR.
"Masyarakat diimbau supaya tidak menempati bangunan-bangunan yang kondisinya sudah rusak akibat gempa utama," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatalogi, dan Geofisika (BMKG) Pusat, Dwikorita Karnawati di Jakarta, Ahad (29/7).
Gempa susulan masih terjadi dengan kekuatan yang terus mengecil, setelah gempa susulan terbesar dengan magnitudo terbesar 5,7 SR. "Kami meminta masyarakat untuk waspada terhadap ancaman gempa susulan meskipun intensitas dan magnitude sudah kecil," kata dia.
Dwikorita juga meminta masyarakat untuk tidak mempercayai berita bohong yang menyebar pascagempa. Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Saat ini, bantuan tanggap darurat sudah disalurkan untuk para korban termasuk juga tenda pengungsian telah didirikan. Gempa bumi tektonik yang mengguncang Lombok, Bali, dan Sumbawa Ahad (29/7) dengan kekuatan 6,4 SR sekitar pukul 05.47 WIB telah menyebabkan sedikitnya 10 orang meninggal dunia, puluhan lainnya luka-luka dan bangunan rusak.