REPUBLIKA.CO.ID, ACEH -- Kedutaan Besar RI (KBRI) memulangkan dua nelayan Aceh, yakni Darkasyi dan Baidatul Akmi, setelah terdampar di perairan Thailand. Kepulangan kedua warga Idi Cut, Kabupaten Aceh Timur itu dijemput Bupati H Hasballah HM Thaib dan keluarga di Bandara Internasional Kualanamu, Sumatra Utara, Jumat sekitar pukul 10.00 WIB.
Isak tangis dan rasa haru mewarnai penjemputan Darkasyi dan Baidatul Akmi. Kedua remaja itu mulai pemberangkatan dari negeri Gajah Putih hingga sampai di Indonesia ditemani staf khusus dari Konsulat RI di Songkhla.
Bupati Aceh Timur H Hasballah dalam pesan elektronik yang dikirim Bagian Humas dan Protokoler Setdakab Aceh Timur Jumat malam mengatakan, ia memutuskan untuk menjemput kedua nelayan itu mengingat keduanya merupakan warganya yang sempat terombang-ambing di laut lepas Thailand. "Bahkan keduanya sempat terkatung-katung setelah kapal yang ditumpangi tenggelam dihantam ombak di titik 08 Pulo Sabang baru-baru ini," jelas Bupati yang akrab disapa Rocky.
Meskipun dua di antara empat nelayan itu meninggal dunia dalam musibah tenggelamnya KM Indah Harapan, Kamis (12/7), tetapi pemerintah bersyukur dua di antaranya masih selamat. Kapal nelayan Thailand menyelamatkan mereka dan menyerahkannya ke Konsulat RI di Songkhla.
"Kami berharap nelayan-nelayan yang melakukan tangkapan ikan di laut lepas agar tidak melepas baju pelampung dari badannya, karena kecelakaan laut bisa terjadi sewaktu-waktu, apalagi cuaca buruk belakangan tidak menentu," tutur Rocky.
Berdasarkan keterangan Herman, Panglima Laot Kuala Idi Cut, KM Indah Harapan yang dinakhodai Darkasyi bersama tiga ABK lainnya melakukan tangkapan ikan diperairan Pulo Sabang, Provinsi Aceh. Setelah beberapa hari di laut, KM Indah Harapan tenggelam dihantam ombak, Kamis (12/7) siang.
Dua dari empat nelayan itu hilang dan dipastikan meninggal dunia. Kedua korban tewas adalah Muhammad dan M. Nasir. Darkasyi dan Baidatul Akmi berhasil meraih tutup fiber sebagai alat mengapung dan sempat terkatung-katung di laut lepas.
Selama di perairan, keduanya hanya bertahan hidup dengan meminum air laut, tanpa sedikitpun makanan. Setelah beberapa hari akhirnya keduanya ditemukan kapal nelayan Thailand yang kebetulan melintas lokasi itu, Senin (16/7) pagi.
Keduanya didaratkan ke Songkhla, Selasa (17/7). Sesampainya di sana Darkasyi dan Akmi diserahkan ke pihak keamanan dan seterusnya dibawa ke Konsulat RI di Songkhla, guna proses deportasi.