Sabtu 28 Jul 2018 01:45 WIB

BMKG: Gerhana Bulan Total Kali Ini Adalah Peristiwa Langka

Gerhana bulan total terlama akan bisa kembali dinikmati 100 tahun mendatang

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Peserta melintas di depan gambar bulan dalam fase merah atau blood moon saat kegiatan Edukasi Pemantauan Gerhana Bulan dan Planet di Universitas Machung, Malang, Jawa Timur, Jumat (27/7).
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Peserta melintas di depan gambar bulan dalam fase merah atau blood moon saat kegiatan Edukasi Pemantauan Gerhana Bulan dan Planet di Universitas Machung, Malang, Jawa Timur, Jumat (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan pengamatan peristiwa gerhana bulan total di 24 titik yang tersebar di seluruh Indonesia. Proses pengamatan sudah berlangsung sejak pukul 23.00 WIB yang bisa disaksikan di website BMKG via streaming. 

Deputi Geofisika BMKG Muhamad Sadly berharap, melalui pengamatan ini, seluruh masyarakat dapat melihat detik-detik perubahan yang terjadi sepanjang peristiwa gerhana bulan total. "Baik peneliti dan pecinta gerhana bulan punya waktu untuk melakukan kajian dan analisis," ujarnya dalam konferensi pers di Kantor BMKG, Jakarta, Sabtu (27/7). 

Baca: Sederet Fakta Unik di Balik Gerhana Bulan Terlama Abad Ini

Dalam pengamatan ini, BMKG menyiapkan teropong dan sensor kamera. Targetnya, BMKG ingin mendapatkan dokumentasi visual dan data terkait proses gerhana bulan, terutama saat puncaknya yang diprediksi terjadi mulai pukul 02.30 WIB. Data ini bisa dimanfaatkan oleh pelajar maupun peneliti. 

Plt Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Bambang Setiyo Prayitno menjelaskan, gerhana bulan total pada kali ini menarik. Sebab, total waktu gerhana mencapai 103 menit. Rentang ini terlama hingga lebih dari 100 tahun ke depan. 

Gerhana bulan total yang akan datang dengan fase totalitas lebih lama terjadi pada 9 Juni 2123, mencapai 106 menit. Hanya, gerhana tersebut tidak bisa teramati dari Indonesia. Gerhana yang dapat diamati dengan waktu panjang terjadi pada 19 Juni 2141 dengan total 106 menit. 

Bambang mengatakan, lamanya durasi pada gerhana bulan total tahun ini dikarenakan tiga hal. Pertama, saat puncak gerhana, posisi pusat piringan bulan dekat sekali dengan pusat umbra bumi. Faktor berikutnya, karena bulan berada di sekitar titik terjauhnya dari bumi atau apoge. "Ketiga, bumi sedang berada di sekitar titik terjauhnya dari matahari," ujarnya. 

Bambang mengatakan, proses gerhana bulan total dimulai ketika piringan bulan mulai memasuki penumbra pada 00.13 WIB. Fase gerhana sebagian dimulai pada pukul 0124 WIB, ditandai dengan sedikit lebih gelapnya bagian bulan yang memasuki umbra bumi. 

Seluruh piringan bulan memasuki umbra bumi pada 02.30 WIB. Sejak itu, piringan bulan memerah dan mencapai puncaknya saat puncak gerhana pukul 03.22 WIB. Peristiwa memerahnya piringan bulan saat fase totalitas berakhir pukul 04.13 WIB ketika piringan bulan memasuki penumbra bumi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement