REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Krisis air bersih di wilayah Kabupaten Banyumas terus meluas. Bila pekan laku masih empat desa yang melapor meminta bantuan air bersih ke BPBD Banyumnas, pada pekan ini sudah 12 desa/kelurahan di tujuh kecamatan yang warganya mengalami kesulitan mendapatkan air bersih akibat kekeringan.
Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Banyumas, Kusworo menyebutkan, wilayah yang warganya mengalami kesulitan mendapat air bersih, antara lain tiga desa dan satu kelurahan berada di Kecamatan Sumpiuh, dua desa di Kecamatan Purwojati dan dua desa di Kecamatan Somagede. Selain itu, laporan kekeringan juga diperoleh dari Kecamatan Kalibagor, Tambak, Banyumas dan Cilongok, masing-masing satu desa.
Baca juga, Hampir 500 Hektare Sawah di Tasik Terdampak Kekeringan
"Selain desa-desa tersebut, satu Puskesmas juga sudah meminta bantuan droping air bersih, yakni Puskesmas 2 Sumpiuh. Bila musim kemarau, puskesmas tersebut memang sering mengalami kesulitan air bersih," katanya.
Baca juga, 200 Tangki Air Disiapkan Hadapi Kekeringan di Gunungkidul
Terhadap desa-desa yang mengalami kesulitan air bersih tersebut, pemerintah sudah secara rutin menyalurkan bantuan air bersih. Sedangkan jumlah warga yang mendapat bantuan air bersih, mencapai sekitar 2.700 kepala keluarga (KK) atau sekitar 6.000 jiwa. "Bila ditotal keseluruhan, sejak awal kemarau hingga saat ini kami sudah menyalurkan air bersih sebanyak 228.000 liter," katanya.
Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Suyanto, menyebutkan untuk mengantisipasi bencana kekeringan, pemkab telah mengalokasikan dana yang cukup untuk kegiatan dropping air bersih.
"Dengan dana yang ada, tahun ini pemkab mengalokasikan dana APBD yang cukup untuk melakukan dropping air sebanyak 2.000 tangki. Masing-masing tangki, berkapasitas 5.000 dan 4.000 liter," jelasnya.