Jumat 27 Jul 2018 15:47 WIB

Gerhana Bulan Total Berlangsung Sabtu Dini Hari

LAPAN menyebutkan gerhana pada 28 Juli akan jadi yang terakhir di 2018

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Penampakan gerhana bulan, Super Blue Blood Moon
Foto: Republika/Wisnu Aji Prasetiyo
Penampakan gerhana bulan, Super Blue Blood Moon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Indonesia dapat menikmati pemandangan antariksa Gerhana Bulan terakhir yang dapat diamati tahun ini pada Sabtu, 28 Juli dini hari. Uniknya, gerhana bulan tersebut akan menjadi gerhana bulan dengan durasi gerhana total terlama dalam abad ke-21, yaitu selama 1 jam 43 menit. 

Gerhana Bulan Total pada 28 Juli merupakan gerhana bulan yang kedua dan terakhir pada tahun 2018. Gerhana Bulan ini terjadi mulai tengah malam hingga pagi. Proses terjadinya gerhana akan terlihat di seluruh wilayah Indonesia, meskipun tidak seluruh fase akan teramati.

Baca: Sederet Fakta Unik di Balik Gerhana Bulan Terlama Abad Ini

Dalam akun Twitternya, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan bahwa gerhana bulan ini terjadi ketika bulan berada di jarak terjauhnya dari bumi (apoge) sehingga akan terlihat 14 persen lebih kecil dari saat terdekatnya (perige). 

Gerhana bulan total terjadi ketika seluruh piringan bulan melintasi bayangan utama (umbra) bumi. Kondisi ini terjadi ketika matahari- bumi - bulan berada pada satu garis lurus.

Kapan terjadinya?

Saat fase total, gerhana akan terjadi saat bulan berada di sebelah barat. Pada saat itu bulan akan tampak redup dan kemerah-merahan. Gerhana Bulan akan terjadi secara serentak di seluruh wilayah Indonesia. Oleh karena itu, tahapan gerhana akan terjadi pada tahapan yang berbeda akibat perbedaan zona waktu. Waktu terjadinya gerhana bulan (GB) di Indonesia, menurut LAPAN:

1. GB penumbra (bayangan kabur) mulai 00.14 WIB

2. GB sebagian mulai 01.24 WIB

3. GB total mulai 02.30 WIB

4. Puncak GB total 03.21 WIB

5. GB total selesai 04.13 WIB

6. GB sebagian selesai 05.19 WIB

7. GB penumbra selesai 06.28 WIB

Kepala Bidang Diseminasi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Emanuel Sungging mengatakan, tidak seperti gerhana Matahari gerhana Bulan aman untuk disaksikan dengan mata secara langsung. 

Ia menjelaskan pada waktu yang sama, terjadi fenomena oposisi Planet Mars, di mana planet itu dan Bumi berada di jarak terdekat sehingga akan tampak seperti bintang kemerahan paling terang di antara bintang-bintang lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement