Sabtu 28 Jul 2018 01:00 WIB
Di Ajang Pilpres 2019

Enam Capres-Cawapres Ini Berpotensi Besar Kalahkan Jokowi

Kubu oposisi sedang mencari solusi pasangan mana yang mama kalahkan Jokowi.

Ubedilah Badrun
Foto: istimewa
Ubedilah Badrun

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh : Ubedilah Badrun, Analis sosial politik UNJ

 

Hari- hari menjelang pendaftaran Capres-Cawapres 2019, dinamika politik nasional diwarnai dengan berbagai manuver politik. Berbagai pertemuan elit politik nasional intensitasnya sangat tinggi. Elit politik nasional baik oposisi maupun petahana maupun oposisi mengalami semacam harap-harap cemas. Petahana galau karena takut kalah, sementara oposisi galau antara menjadi capres atau cawapres, berkoalisi atau tidak, poros baru atau tidak, dan bagaimana memenangkan pertarungan pada pilpres 2019?

Tentu menjawab pertanyaan tersebut memerlukan ketenangan dan kapasitas tertentu. Sebab, tampaknya elit politik nasional khusus dari kubu oposisi sedang mencari solusi pasangan capres-cawapres mana yang mampu mengalahkan Jokowi.

Saya tertarik dengan kelompok oposisi lebih karena berharap hadirnya sesuatu yang baru. Oleh karenanya, mudah-mudahan  tulisan ini, sebagai obat bagi kegalauan elit politik yang menginginkan sesuatu yang baru dari capres-cawapres yang ada. Lalu siapa capres-cawapres yang berpeluang besar dari oposisi untuk memenangkan pertarungan. Berikut ini adalah Enam pasang capres-cawapres 2019 yang berpotensi besar mengalahkan Joko Widodo (Jokowi) pada pilpres 2019.

Prabowo Subiyanto-Salim Segaf Aljuffri

Pasangan Prabowo-Salim Segaf ini berpotensi besar memenangkan pertarungan karena pasangan ini memperkuat soliditas oposisi dan memperkuat kesungguhan mesin politik partai maupun relawan untuk memenangkan pilpres. Pasangan ini juga menggambarkan representasi nasionalis dan agamis, tipe representasi bersatunya  kelompok politik dari dua aliran politik di Indonesia. 

Selain itu, Salim Segaf Aljuffri jika sebagai cawapres Prabowo juga bisa memiliki daya insentif elektoral yang signifikan karena ketokohanya sebagai Ulama politisi, keluarga Habaib, memiliki modal sosial yang luas, juga sekaligus punya kapasitas pengalaman sebagai eksekutif (mantan Mentri Sosial yang sukses) dan mantan Duta Besar Indonesia di Arab Saudi yang berhasil). 

Prabowo Subianto-Anis Baswedan

Pasangan Prabowo-Anies Baswedan juga pasangan yang berpotensi besar mampu mengalahkan Jokowi. Sebab, Anies Baswedan memiliki insentif elektoral yang signifikan karena popularitasnya, modal sosialnya, dan pengalaman di eksekutif yang mumpuni sebagai Mendikbud dan Gubernur. 

Pasangan ini juga merupakan representasi dari  kelompok nasionalis dan kelompok intelektual agamis. Afiliasi kultural Anies Baswedan juga modal sosial yang turut memberi insentif elektoral.

Prabowo Subianto- Ahmad Heryawan

Pasangan Prabowo-Aher ini juga memiliki potensi besar untuk mengalahkan Jokowi. Sebab, selain pasangan ini mampu memperkuat soliditas dan kerja keras mesin politik, juga insentif elektoral Aher di wilayah Jawa Barat sangat tinggi. 

Sebagaimana diketahui bahwa Jawa Barat adalah lumbung suara nasional dengan DPT terbesar se-Indonesia mencapai lebih dari 30 juta pemilih. Selain itu Aher juga memiliki pengalaman eksekutif yang handal memimpin Provinsi Jawa Barat dengan segudang prestasi selama dua periode.

Anies Baswedan - Ahmad Heryawan

Pasangan Anies-Aher ini terjadi jika Prabowo legowo menjadi guru bangsa, menjadi king maker dan Anies Baswedan menjadi Anggota Partai Gerindra. Potensi pasangan ini untuk memenangkan pilpres 2019 sangat tinggi karena keduanya didukung penuh mesin politik yang dikenal gigih dan kreatif. Potensi besar menang juga terlihat dari keduanya memimpin provinsi dengan prestasi dan proses menangnya mengejutkan publik.

Pasangan ini juga memimpin provinsi yang bergengsi yang pengaruhnya cukup signifikan, yang satu memimimpin provinsi Ibu Kota dan yang satu memimpin provinsi dengan penduduk terbesar di Indonesia. Jika konsolidasi pemilih diantara keduanya terjadi, itu kekuatan mesin politik yang dahsyat.

Anies Baswedan - Agus Harimurti Yoedoyono (AHY).

Jika pasangan ini terjadi, ini pasangan bersejarah yang  menyatukan dua sosok jendral dibelakang mereka (Prabowo-SBY). Kekuatan dua ahli strategi bersatu untuk mengalahkan petahana.

Pasangan ini terjadi jika Prabowo legowo menjadi king maker dan guru bangsa.  Pada saat yang sama Anies Baswedan menjadi anggota Partai Gerindra. Pasangan Anies-AHY juga pasangan yang menggambarkan anak muda yang berbasis pengalaman di eksekutif yang mumpuni karena pernah jadi mentri dan gubernur, pengalaman profesional intelektual, representasi kaum muda agamis disatu sisi dan pengalaman leadership yang kokoh berlatar militer muda yang cerdas dan nasionalis kuat disisi yang lain.

Anies-AHY adalah pasangan yang paling mudah menyedot perhatian pemilih pemula, para pemuda generasi milenial dan mereka para kelas menengah kaum profesional. Pasangan ini juga akan memberi efek psikologis yang kuat tentang  harapan baru anak muda menatap masa depan negri ini dengan semangat baru, harapan baru, dan episode baru kepemimpinan nasional. Pasangan ini juga nampaknya akan menawarkan politik keseimbangan baru yang harmonis tetapi progresif visioner.

Prabowo Subianto-Chairul Tanjung

Pasangan Prabowo- CT ini pasangan yang akan cenderung memberikan kepastian ekonomi. Sebab, CT dikenal tidak hanya memiliki kapasitas keilmuan ekonomi yang handal tetapi juga memiliki pengalaman empirik masuk ke dunia ekonomi dan bisnis yang sukses. Hal ini juga akan mendorong kuatnya dukungan kepercayaan (trust) dunia internasional kepada Indonesia.

CT juga cenderung memiliki insentif elektoral yang tinggi karena  daya penerimaan yang tinggi dari berbagai kalangan, baik dunia pebisnis maupun kalangan agamis dan nasionalis.

Dukungan politik akan menguat jika CT memilih masuk partai diantara partai koalisi, misalnya masuk PKS atau PAN.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement