Jumat 27 Jul 2018 00:22 WIB

Pengamat: Muhaimin Bisa Jadi Bumper Jokowi

Muhaimin dapat menjadi bumper menghadapi serangan politik identitas.

Presiden Joko Widodo (tengah) melakukan pertemuan dan jamuan makan malam dengan dengan ketua umum partai politik koalisi (kiri ke kanan) Ketua Umum Partai Keadilan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang, dan Ketua Umum PPP Romahurmuziy di Istana Bogor, Bogor, Jawa Barat, Senin (23/7).
Foto: Antara/Rusman Djony
Presiden Joko Widodo (tengah) melakukan pertemuan dan jamuan makan malam dengan dengan ketua umum partai politik koalisi (kiri ke kanan) Ketua Umum Partai Keadilan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang, dan Ketua Umum PPP Romahurmuziy di Istana Bogor, Bogor, Jawa Barat, Senin (23/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Riset Median Sudarto mengatakan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) layak untuk mendampingi Joko Widodo sebagai calon wakil presiden. Ia mengatakan Cak Imin dapat menjadi bumper menghadapi serangan politik identitas pada pemilihan presiden 2019.

Sudarto mengatakan politik identitas pada pemilihan presiden 2019 pasti akan tetap ada. Sebab, ia menambahkan, relawan-relawan dari politik identitas ini berasal dari kalangan independen. 

“Untuk itu, Pak Jokowi punya 'bumper' menghadapi politik identitas dari ketua umum partai politik berbasis massa Islam sekaligus juga dari kalangan NU," katanya dalam diskusi di Jakarta, Kamis (26/7).

Ia mengatakan, berdasarkan survei Median, terdapat dua hal yang membuat elaktabilitas Jokowi belum menembus 50 persen. Pertama masalah ekonomi, kedua terkait dengan politik Identitas.

Untuk itu, menurut dia, calon wakil presiden Jokowi menjadi salah satu penentu dalam pertarungan di pemilihan presiden nanti. Ia menyampaikan, Jokowi tidak bisa menafikan kekuatan Islam dalam kompetisi pemilihan presiden mendatang. 

Baca Juga: 

Apalagi, serangan-serangan terhadap Jokowi berbau agama cukup efektif dirasakan dalam pemilihan sebelumnya. Sementara ke depan, tidak ada jaminan hal itu tidak dilakukan lagi.

Cap anti-Islam yang dituduhkan kepada Jokowi terus diproduksi melalui media sosial. Menurut dia, hal tersebut perlu dihadang dengan cawapres dari kalangan Islam. 

Untuk itu, ia menilai, Cak Imin pantas menjadi calon wakil presiden Jokowi. Cak Imin memiliki keunggulan, merupakan ketua umum partai politik yang berbasis Islam dan juga latar belakang NU. "Hal ini merupakan kombinasi yang kuat untuk menghadang isu tersebut," katanya.

Pengamat Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lili Romli mengungkapkan hal senada. Presiden Jokowi tidak bisa menafikan kekuatan Islam apalagi di tengah politik identitas yang mengemuka. 

NU dan PKB, menurut dia, merupakan salah satu kekuatan yang mampu untuk menghadapi gempuran politik identitas. "Jokowi tetap harus memperhatikan Islam, harus mencari cawapres berbasis pada Islam. PKB dan NU itu militan. Ketika Pak Jokowi di serang isu PKI, itu yang keliling juga NU dan PKB, kalau Cak Imin minta diperhatikan ya tidak salah," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement