Kamis 26 Jul 2018 18:36 WIB

Masyarakat Pesisir Diminta Waspada dan Tunda Aktivitas Laut

Sejauh ini kerugian yang ada masih berupa materiil.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Suasana Pantai Drini di Kabupaten Gunungkidul, DIY, beberapa saat usai terhantam gelombang, Rabu (25/7).  Gelombang tinggi yang terjadi mengakibatkan kerusakan sejumlah fasilitas wisata di bibir pantai.
Foto: DOK SAR Baron
Suasana Pantai Drini di Kabupaten Gunungkidul, DIY, beberapa saat usai terhantam gelombang, Rabu (25/7). Gelombang tinggi yang terjadi mengakibatkan kerusakan sejumlah fasilitas wisata di bibir pantai.

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- Sebagian besar perairan di pesisir selatan DIY yang sempat tertimpa gelombang kondisinya memang cukup landai sepanjang Kamis (26/7). Tapi, masyarakat masih diminta tidak beraktivitas di laut sampai suasananya kondusif atau normal.

Hampir seluruh pantai-pantai yang ada di pesisir selatan terkena dampak dari gelombang tinggi yang terjadi beberapa hari terakhir. Air pasang malah sudah sampai ke permukiman masyarakat.

Ratusan gazebo, puluhan warung makan dan bangunan-bangunan lain yang ada di bibir pantai, tidak luput dari terjangan gelombang pasang. Beruntung, sejauh ini kerugian yang ada masih berupa materiil.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Biwara Yuswantana menegaskan, tidak ada korban jiwa dari terjangan gelombang. Ia  berharap, sampai berakhirnya gelombang tidak ada korban jiwa yang jatuh.

"Korban jiwa nihil, semoga tidak ada," kata Biwara kepada Republika, Kamis(26/7).

Namun, sesuai prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sampai akhir Juli ombat laut selatan masih berada di sekitaran 3,5-5 meter. Sehingga, lanjut Biwara, semua pihak agar meningkatkan kewaspadaan.

Ia mengimbau, agar nelayan-nelayan sementara tidak dulu melaut, sampai kondisi laut benar-benar kondusif. Kepatuhan nelayan-nelayan tentu akan menghindari jatuhnya korban yang tidak diinginkan.

Walau tidak ditutup, pengunjung pantai-pantai yang ada di pesisir selatan diminta tidak mandi-mandi di laut. Biwara mempersilakan wisatawan untuk menikmati pemandangan ombak yang tinggi dari jarak aman.

"Masyarakat di sepanjang pantai diimbau agar tidak terkena gelombang tinggi," ujar Biwara.

Biwara mengingatkan, kepada masyarakat yang berkepentingan dengan laut, supaya tetap mengikuti perkembangan informasi dari lembaga-lembaga yang berkompeten. Baik BMKG maupun BPBD.

Jelang terjadinya gerhana bulan, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Mlati, I Nyoman Sukanta, meminta masyarakat tidak perlu khawatir akan adanya gerhana bulan. Ia menjelaskan, gelombang laut bukan dipengaruhi gerhana. 

Gelombang laut lebih dipengaruhi adanya bulan penuh atau purnama. Tapi, ia membenarkan kalau gerhana bulan beberapa hari mendatang kebetuan memang akan terjadi saat bulan purnama.

"Dan bulan purnama pasti akan mempengaruhi gelombang laut, baik pasang maupun surut," kata Nyoman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement