REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Gelombang tinggi yang menghantam daerah pantai selatan Jawa masih terjadi sampai Kamis (26/7) di pantai Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya. Terpantau, terjangan ombak diperkirakan mencapai tinggi tiga hingga empat meter ditambah angin kencang. Akibatnya, aktivitas sebagian warga di sana menjadi terganggu.
Dampak ombak tinggi paling besar dirasakan oleh nelayan. Puluhan perahu nelayan terparkir di dermaga tanpa ada yang berani melaut. Salah satu nelayan, Rahmat (45 tahun) memilih tak melaut karena khawatir dengan keselamatannya. Ia bersama nelayan lainnya di Kelurahan Cikawunggading, Kecamatan Cipatujah, akhirnya beristirahat dari kegiatan melaut.
Baca juga, Warga Bersih-Bersih Pangandaran Usai Gelombang Tinggi
Nelayan sudah berhenti melaut sebelum peringatan ombak tinggi disampaikan. "Kami sudah dapat informasinya lebih awal, lebih baik sekarang kami istirahat dulu," ujarnya saat ditemui di Pantai Cipatujah.
Tak melaut berarti tak ada pemasukan pula bagi keluarganya. Alhasil, Rahmat menggantungkan diri pada tabungannya untuk membeli barang-barang kebutuhan pokok.
Baca juga, Gelombang Pasang di Pesisir Cilacap Rusak Sejumlah Bangunan
Ia belum bisa memastikan kapan akan kembali melaut. "Paling sampai pemerintah mencabut peringatan waspada ombak tinggi. Kalau sekarang-sekarang sih enggak berani," ujarnya.
Dampak gelombang tinggi, ikut pula dirasakan oleh warung-warung yang berada di pinggiran jalan dan sekitar pantai. Para pedagang memilih tutup. Sebab, tak ada wisatawan yang mau mengunjungi pantai ketika kondisi laut tak karuan.
"Ombaknya sudah besar sejak Senin. Kemarin yang paling besar, sampai ke rumah warga. Sekarang sudah agak mendingan," kata petugas parkir Dermaga Pamayangsari, Narsudin (41).