Kamis 26 Jul 2018 13:16 WIB

Wasekjen Golkar: Mungkin Pak SBY Terlalu Perasa

SBY menyebut halangan koalisi dengan Jokowi karena Megawati.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tiba di kediaman Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Jalan Mega Kuningan Timur, Jakarta, Selasa (24/7).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tiba di kediaman Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Jalan Mega Kuningan Timur, Jakarta, Selasa (24/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Muhammad Sarmuji membantah jika tidak bergabungnya Partai Demokrat dengan koalisi poros Joko Widodo karena tidak adanya persetujuan dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Menurutnya, koalisi poros Jokowi selalu membuka pintu bagi Partai Demokrat untuk bergabung dalam koalisi.

Namun justru SBY yang memaknai bahwa pintu poros koalisi Jokowi sudah tertutup.

"Mungkin Pak SBY terlalu perasa, ya. Orangnya kan halus, sering menafsirkan fakta itu melebihi yang sebenarnya. Kita sebenarnya sedang membuka pintu untuk Pak SBY, tapi begitu pintu setengah terbuka, Pak SBY menafsirkan pintu mau tertutup," ujar Sarmuji di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (26/7).

Karenanya, ia tidak sepakat jika ada anggapan bahwa poros Jokowi yang menghalangi masuknya Partai Demokrat. Justru Partai Demokrat yang menutup kesempatan untuk bergabung koalisi. "Berbeda perspektif, mungkin itu perasaannya Pak SBY saja," ungkapnya.

Baca juga:  Wasekjen Demokrat Sebut Jokowi-Megawati Curang

Sarmuji juga menegaskan koalisi poros Jokowi di dalamnya tidak hanya PDIP melainkan ada Golkar, PKB, PPP, Nasdem, dan Hanura. Karenanya, tidak benar jika penentuan gabung dengan poros koalisi berdasarkan keputusan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Ia juga meyakini, Megawati tentu tidaklah resisten jika ada partai yang ingin bergabung dengan poros Jokowi.

"Di dalam koalisi kan bukan hanya Bu Mega dan PDIP, jadi jangan Bu Mega sebagai alasan untuk tidak bergabung karena masih ada 5 parpol lain yang membukakan pintu," ujarnya.

Sebelumnya Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui ada sejumlah rintangan dan hambatan untuk beekoalisi dengan poros Jokowi. Padahal selama ini Partai Demokrat telah cukup intens berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo selama ini.

"Saya menyadari banyak sekali rintangan dan hambatan untuk menuju ke koalisi itu," ujar SBY bertemu Prabowo di kediamannya di Jalan Mega Kuningan Timur, Jakarta, Selasa (24/7).

Baca juga:KPU Kembalikan Ratusan Berkas Caleg Mantan Napi Korupsi

Namun SBY enggan menjelaskan rintangan yang dimaksud tersebut. Ia hanya menjelaskan bahwa terciptanya koalisi hanya bisa jika situasi dan kondisinya memungkinkan.

"Ya tidak perlu saya sampaikan secara detil bahwa koalisi terbangun apabila iklimnya baik, kesediaan untuk saling berkoalisi juga ada. Mutual trust dan respek dan itu yang jadi hambatan," ujar SBY.

Ketua DPP PAN Yandri Susanto juga mengungkapkan SBY dalam pertemuan dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas), Rabu (25/7) semalam, SBY menyampaikan peluang Partai Demokrat merapat ke poros Jokowi sudah tertutup karena adanya Megawati Soekarnoputri.

"Karena di sebelah sana istilah SBY sudah tertutup karena Ibu Megawati. Jadi Pak SBY sampaikan, ada usaha Pak SBY membangun kerjasama yang baik dengan Pak Jokowi. Tetapi sampai sekarang, ibu Mega lah yang menjadi penghalang utama," ujar Yandri di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (26/7).

Baca juga: SBY: Saya tak Harus Izin Jokowi, SBY Bukan Bawahan Jokowi

 

Menurut Yandri, hal itu yang disampaikan SBY dalam pertemuan dengan Zulkifli Hasan semalam. Bahwa peluang untuk merapat poros Jokowi sudah tertutup karena tidak ada restu dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Yandri menjelaskan, padahal Partai Demokrat  mencoba memperbaiki hubungan dengan Megawati untuk bisa merapat ke poros Jokowi.

"Menurut Pak SBY dia sudah berusaha betul dengan ibu Mega untuk baik tapi Ibu Megawati masih menutup diri untuk baikan sama Pak SBY. itu curahan dari pak SBY tadi malam," kata Yandri.

Baca juga: Baru Bergabung, Kapitra Ampera Berseberangan dengan PDIP

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement