Kamis 26 Jul 2018 08:55 WIB

Baru Bergabung, Kapitra Ampera Berseberangan dengan PDIP

Kapitra Ampera bersikeras ingin Habib Rizieq dicalonkan sebagai capres.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Muhammad Hafil
Pengacara Habib Rizieq Kapitra Ampera memberikan keterangan pers, Rabu (18/7) di Masjid Alittihad, Tebet Jakarta Selatan, terkait kabar pencalegan di DPR oleh PDIP daerah pemilihan Sumatera Barat
Foto: Republika/Amri Amrullah
Pengacara Habib Rizieq Kapitra Ampera memberikan keterangan pers, Rabu (18/7) di Masjid Alittihad, Tebet Jakarta Selatan, terkait kabar pencalegan di DPR oleh PDIP daerah pemilihan Sumatera Barat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal caleg DPR dari PDIP, Kapitra Ampera, tak sejalan dengan sikap partainya sendiri soal capres pada Pilpres 2019. Ini karena setelah memutuskan bergabung dengan PDIP sebagai bakal caleg, mantan pengacara Habib Rizieq Shihab itu menegaskan akan komitmen meminta mantan kliennya itu maju sebagai capres.

Demi pencapresan Rizieq Shihab tersebut, Kapitra mengatakan akan menggelar musyawarah ulama akan digelar pada akhir Juli. Salah satu yang dibahas adalah untuk membahas calon presiden yang diinginkan umat.

"Benar akan ada ijtima' yang diadakan GNPF (Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama) pada 27-29 Juli ini di Hotel Peninsula Jakarta. Seluruh ulama perwakilan dari Indonesia akan datang," ungkap Kapitra, Kamis (26/7).

Menurutnya, saat pertemuan itu dilakukan, Habib Rizieq akan diusung menjadi calon presiden. Sesuai dengan permintaan umat Islam.

"Saya mencium gelagat ketua partai mau mencalonkan Anies Baswedan menjadi capres. Padahal rekomendari capres dari Alumni PPA 212 itu Habib Rizieq. Nama lainnya itu Prabowo, Zulkifli Hasan, TGB, dan Yusril Ihza Mahendra," katanya.

Kapitra mengatakan, akan melakukan perlawanan jika Habib Rizieq tidak dicalonkan menjadi presiden pada 2019. Pasalnya, sejak 2014 umat Islam sudah mengingkan Habib Rizieq menjadi capres.

"Saya akan lawan siapa saja yang tidak mencalonkan Habib Rizieq menjadi capres. Bahkan, jika pertemuan itu tidak mencalonkan juga saya akan lawan," tuturnya.

Dia pun optimis Habib Rizieq akan unggul dan mampu memenangkan Pilpres 2019 mendatang. "Sudah ada polling yang dilakukan, bahwa umat menginginkan Habib Rizieq menjadi presiden. Umat harus didengar. Maka ulama harus merekomendasikan satu-satunya ulama adalah Habib Rizieq," jelas Kapitra.

Pandangan Kapitra soal capres ini sangat bertolak belakang dengan PDIP, selaku pengusung utama Joko Widodo (Jokowi) untuk melanjutkan dua periode kepemimpinannya sebagai presiden. PDIP sendiri sudah sangat jelas mengusung Jokowi sejak Pilpres 2014 lalu dan dilanjutkan pada Pilpres 2019 mendatang.

Peresmian sikap PDIP mengusung Jokowi ini ditentukan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP di Bali, Jumat, 23 Februari 2018 lalu.Rakernas III PDIP digelar di Grand Bali Beach, Sanur, Denpasar Bali. Pengumuman Jokowi sebagai capres dilakukan dalam pembukaan, yang disampaikan langsung oleh Ketua Umum partai berlambang banteng tersebut, Megawati Soekarno Putri.

Untuk diketahui, Kapitra Ampera, menegaskan statusnya secara resmi sebagai caleg DPR yang diusung PDIP. Kapitra menyatakan, siap menerima risiko anggapan miring dari masyarakat atas pilihan politiknya ini. 

Kapitra pun menyatakan, siap dengan berbagai anggapan positif dan negatif dari masyarakat. Ia juga mempersilakan masyarakat memanggilnya dengan sebutan "cebong" yang selama ini diasosiasikan sebagai pendukung Jokowi.

"Silakan panggil saya cebong sekarang. Saya cebong sekarang,” kata Kapitra dalam konferensi pers di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (23/7).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement