Rabu 25 Jul 2018 17:17 WIB

Pengamat: AHY Pilihan yang Masuk Akal Bagi Prabowo

Pengamat menilai Demokrat punya jaringan dan logistik yang kuat.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bersama dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyapa wartawan sebelum melakukan pertemuan di Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (24/7).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bersama dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyapa wartawan sebelum melakukan pertemuan di Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (24/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun mengatakan, pertimbangan utama yang membuat Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto harus memilih Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapresnya. Menurutnya, Demokrat punya jaringan luas dan sumber daya logistik yang kuat.

 

Rico menambahkan, Demokrat yang pernah menguasai pemerintahan selama dua periode, 2004-2014, tentu membuat partai bintang mercy itu punya daya tawar yang lebih kuat ketimbang PAN dan PKS. Di sisi lain, Prabowo dalam kondisi ini juga tampak lebih bersikap pragmatis.

"Mau tak mau, partai dan sosok SBY yang pernah menguasai dua periode di Republik ini pilihan yang praktis dan yang paling masuk akal. Ini menjadi pertimbangan utama bagi Prabowo untuk melawan Jokowi," ujarnya kepada Republika.co.id, Rabu (25/7).

 

Sebab, lanjut Rico, kalau hanya mengandalkan gerakan #2019GantiPresiden yang dicetus oleh PKS itu tetap sulit. Apalagi, menurutnya, gerakan tersebut sebetulnya melekat pada diri Prabowo. "Tanpa membutuhkan partai lain, itu sudah melekat di Prabowo. Tinggal butuh daya dorong yang kuat, mesin yang kuat," katanya.

Sejumlah elite Partai Gerindra yang langsung dipimpin oleh Prabowo berkunjung ke kediaman Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di Jalan Mega Kuningan Timur, Jakarta, Selasa (24/7) malam. Mereka datang dengan formasi lengkap, dan Prabowo datang sekitar pukul 19.15 WIB. AHY juga ikut menghadiri pertemuan.

 

Rico mengungkapkan, pertemuan tersebut menunjukkan Prabowo sudah menemukan sosok cawapres yang tepat untuk melenggang ke Pilpres 2019. Sebab, nama yang disorongkan Demokrat ke Prabowo, AHY, cukup kuat jika berpasangan dengan Prabowo karena punya tingkat popularitas tinggi khususnya di kalangan milenial dan mesin politik yang mumpuni.

Baca juga: Demokrat Tegaskan Cawapres Bukan Harga Mati

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Selasa (24/7) malam. Dalam pertemuan itu, selain membahas situasi persoalan bangsa juga menjajaki koalisi untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2019.

"Tentu tidak mungkin kami berbicara koalisi sebelum benar-benar memahami persoalan rakyat dan apa yang diharapkan oleh rakyat lima tahun yanh datang. Kami melihat jalan yang terbuka untuk koalisi," kata SBY sesaat setelah pertemuan itu di kediamannya, Selasa (23/7).

Mantan Presiden Republik Indonesia itu juga mengaku pihaknya memiliki chemistry dengan Partai Gerindra. Oleh karena itu hasil pertemuan ini akan dibawa ke majelis tinggi partai. Namun SBY menegaskan dalam koalisi nanti, pihaknya tidak meminta calon wakil presiden (cawapres) dari partainya sebagai harga mati.

Hanya saja Partai Demokrat berharap sosok cawapres tersebut benar-benar berkualitas untuk rakyat dan bisa melakukan perubahan kearah yang lebih baik.

"Bagi Partai Demokrat cawapres itu bukan harga mati, yang penting kalau kita berkoalisi pasangan capres dan cawapres yang paling tepat yang paling baik yang rakyat yakin lima tahun kedepan bisa melakukan perubahan kearah yang lebih baik," kata SBY.

Sementara itu, Prabowo Subianto membenarkan pernyataan SBY bahwa Partai Demokrat tidak miminta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi cawapres sebagai harga mati. Namun, kata Prabowo, SBY meminta dalam beberapa hari mencari nama yang terbaik untuk dijadikan sebagai cawapres.

"Kalau umpamanya dalam pertemuan nanti nama AHY yang muncul sebagai salah satu yang dibicarakan saya harus katakan why not. Jadi tidak harga-harga matian," kata  Prabowo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement