Rabu 25 Jul 2018 07:50 WIB

SBY-Prabowo Bersepakat

Koalisi Jokowi tidak terpengaruh pertemuan SBY-Prabowo.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono berjalan bersama dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyapa wartawan sebelum melakukan pertemuan di Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (24/7).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono berjalan bersama dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyapa wartawan sebelum melakukan pertemuan di Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (24/7).

REPUBLIKA.CO.ID Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menemui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediaman SBY, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (24/7). Pertemuan itu menyepakati beberapa hal terkait pemilihan presiden mendatang.

Berdasarkan pantauan Republika, Prabowo tiba sekitar pukul 19.15 WIB. Prabowo langsung disambut SBY dan petinggi partai, termasuk Ketua Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Setelah itu, kedua elite partai berfoto bersama sebelum memasuki ruangan pertemuan. Uniknya, mereka mengenakan batik yang senada dengan warna dominan cokelat.

SBY, Prabowo, dan para petinggi Demokrat serta Gerindra keluar rumah sekitar pukul 21.30 WIB. Setelah itu, kedua pihak menggelar keterangan pers.

Dalam penjelasan kepada wartawan , SBY mengatakan, perbincangan dengan Prabowo membahas tiga hal. Pertama, komitmen kedua partai agar Pemilu 2019 berlangsung lancar.

"Kami bersepakat untuk berupaya dan berkontribusi bagi berlangsungnya pemilu, termasuk pilpres yang berkontribusi agar damai, jujur, adil. Ini penting saya sampaikan," katanya.

Presiden ke-6 RI itu juga mengaku serius membahas perkembangan situasi nasional empat tahun belakangan. Ada lima hal yang dibahas, yaitu perkembangan ekonomi dan kesejahteraan rakyat hingga kebijakan pajak serta harga BBM dan tarif listrik.

"Yang paling penting menyangkut ekonomi dan kesejahteraan rakyat adalah penghasilan atau income dan daya beli golongan kurang mampu dan golongan orang miskin. Itu jadi sorotan kami karena ada persoalan di situ," kata SBY.

Kemudian, terkait kemungkinan koalisi Demokrat dan Gerindra dalam pilpres mendatang, SBY menyebut peluang itu terbuka lebar, apalagi setelah kedua pihak bersepakat mengenai persoalan yang akan dihadapi pada lima tahun ke depan. \"Tentu kami tidak bisa bicara koalisi sebelum benar-benar memahami persoalan rakyat dan apa yang diharapkan oleh rakyat,\" kata SBY.

Mantan menteri kooordinator bidang politik hukum dan keamanan itu menambahkan, setelah pertemuan ini akan ada pembicaraan lanjutan secara lebih mendalam dan substantif. Pertemuan sekarang, menurut SBY, akan disampaikan ke Majelis Tinggi Demokrat selaku forum tertinggi. Keputusan perihal capres dan cawapres berada di forum tersebut.

Lebih lanjut, SBY juga mengonfirmasi perihak kemungkinan koalisi dengan poros Jokowi. Hampir selama setahun, dia mengaku beberapa kali berkomunikasi dengan Jokowi. "Pak Jokowi juga berharap Demokrat bisa berada di dalam. Tapi, saya menyadari banyak rintangan menuju ke koalisi itu. Koalisi terbangun apabila iklimnya baik, kesediaan berkoalisi ada," katanya.

Prabowo menyampaikan, Gerindra merespons positif pertemuan dengan SBY beserta jajaran petinggi Demokrat. Ini lantaran ada chemistry yang bagus antara kedua pihak mengingat kesamaan latar belakang pemikiran.

Menurut Prabowo, para pihak sangat prihatin dengan kondisi dan perkembangan bangsa, terutama kondisi perekonomian. "Jadi, intinya hari-hari mendatang akan mengadakan pertemuan lebih teknis menuju suatu koalisi untuk memberi solusi kepada rakyat," katanya.

Capres dalam pilpres 2014 itu lantas merepons perihal peluang AHY mendampinginya sebagai cawapres. "Pak SBY tidak meminta AHY sebagai cawapres sebagai harga mati. Beliau tidak sama sekali," ujar Prabowo.

Kendati begitu, Prabowo tidak menampik bahwa kriteria yang dibutuhkan adalah sosok yang capable serta dapat berkomunikasi dengan generasi muda. "Kalau umpamanya dalam pertemuan nanti nama AHY muncul sebagai suatu yang dibicarakan, saya harus katakan, why not?" katanya.

Intensitas pertemuan antara dua poros bakal calon presiden, yaitu Prabowo dan Joko Widodo (Jokowi), mengalami peningkatan sejak awal pekan ini. Pada Senin (23/7) malam, Jokowi menemui enam ketua umum partai politik (parpol) koalisi pendukung pemerintah di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat (Jabar).

Salah satu hasil pertemuan adalah koalisi sepakat menyerahkan keputusan penetapan bacawapres kepada Jokowi. Perihal waktu pengumuman, koalisi memberikan kesempatan kepada Jokowi untuk memutuskan.

Sebelum pertemuan SBY dan Prabowo pada malam hari, Jokowi menemui Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan juga di Istana Kepresidenan, Bogor, Jabar, Selasa (24/7) pagi. Berdasarkan pantauan Republika, pertemuan berlangsung mulai pukul 09.00 WIB sampai 10.00 WIB. Selepas pertemuan, Zulkifli tidak memberikan pernyataan apa pun.

Ditemui wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Ketua MPR itu menyebut PAN belum memutuskan arah koalisi pada pilpres mendatang. "Sabarlah sedikit, ya. Tunggu tanggal 4. Saya kira itu. Nanti injury time," ujar Zulkifli.

Sekretaris Jenderal PKB Abdul Kadir Karding memastikan, pertemuan antara SBY dan Prabowo tidak akan mengancam koalisi poros Jokowi. Sebab, enam partai yang tergabung dalam koalisi, termasuk PKB, sudah mencapai kata sepakat.

Di sisi lain, Karding menilai pertemuan SBY dan Prabowo sebagai sesuatu yang wajar. Sebab, waktu pendaftaran capres dan cawapes sudah semakin dekat, yakni 4 Agustus hingga 10 Agustus. "Seluruh partai, terutama yang ingin mengajukan capres, sudah melakukan upaya untuk mencari dukungan," ujarnya.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto membenarkan, sosok cawapres memang sudah mengerucut. "Nanti disampaikan pada momentum yang tepat oleh Pak Jokowi sebagai pemimpin parpol," kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, kemarin.

(adinda pryanka/dessy suciati saputri/dian erika nugraheny/fauziah mursid ed: muhammad iqbal)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement