REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik CSIS J Kristiadi mengatakan pasangan Joko Widodo dalam Pemilihan Umum Presiden 2019 haruslah seorang muslim. "Saya selalu konsisten bahwa konteks lima tahun ke depan pendamping Pak Jokowi harus seorang tokoh muslim, katanya usai bertemu Wapres Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden RI, Jakarta, Senin (23/7).
Kristiadi mengatakan Muslim yang tepat mendampingi Jokowi merupakan sosok yang diterima oleh semua pihak. “Atau sebagian besar pihak yang kemudian bisa diharapkan mengayomi semuanya," kata dia.
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla. (Antara)
Keberadaan tokoh muslim yang berwibawa sebagai calon wakil presiden pendamping Jokowi, menurut dia, dibutuhkan supaya pemerintahan cukup stabil. "Itu bisa bermacam-macam kan,” kata dia.
Tokoh-tokoh itu, misalnya Ma'ruf Amin, Said Aqil Sirodj, dan Jusuf Kalla. “Macam-macamlah, tinggal sekarang bagaimana prinsip-prinsip itu disesuaikan dengan konteks-konteka dimensi yang lain," kata J Kristiadi.
Baca Juga:
- Soal Pensiun, Jubir JK: Tunggu Putusan Uji Materi di MK
- Jelang Pilpres, Politik Identitas Menguat
- Median: Ganti Presiden Terus Menguat karena Dua Faktor Ini
Pemerintahan yang stabil, katanya lagi, dibutuhkan untuk menata landasan pengelolaan kekuasaan negara. Sekarang ini, ia menilai, tidak ada pakem untuk pengelolaan kekuasaan negara.
Sementara itu, dalam kesempatan bertemu dengan Wapres RI Jusuf Kalla, J. Kristiadi mengungkapkan tentang sejumlah masalah dalam politik Indonesia. Masalah itu, di antaranya penataan kekuasaan yang masih karut-marut, sistem politik yang tidak kondusif bagi konsolidasi partai politik, dan masalah-masalah dalam pemilu dan pilkada di Indonesia.
"Masukan-masukan saya, pengalaman-pengalaman ini saya sampaikan supaya semua calon pemimpin bangsa betul-betul mengerti sebetulnya yang diperlukan saat ini tidak cuma pemahaman bagaimana sulitnya menata kekuasaan karena semua orang merasakan," katanya.
Baca Juga: Survei Elektabilitas TGB Turun Drastis Pascadukung Jokowi