REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Antrean penumpang kereta komuter dari Stasiun Bogor lancar. Hanya terdapat 5-10 orang antrean di setiap loket. Pihak stasiun mengantisipasi antrean dengan penambahan loket manual.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, sejak pukul 06.00-07.00 WIB, sudah tidak terjadi penumpukan antrean pada loket-loket karcis yang disediakan. Namun, beberapa penumpang tetap mengeluh.
"Berarti sistemnya yang belum matang. Seharusnya sudah tidak ada pembaruan lagi. Padahal saya baru kemarin beli kartu multi trip," kata Hasan (50 tahun) saat ditemui di Stasiun Bogor, Senin (23/7).
Hasan merupakan warga asli Cilendek, Bogor Barat. Menurut dia, kenyamanan jadi terganggu dan tetap menghambat perjalanan. Pasalnya, dengan KMT biasanya tinggal melakukan tap untuk memasuki stasiun.
"Hari ini saya harus antre lagi walaupun tidak terlalu panjang juga," ujarnya.
Wakil Kepala Stasiun Bogor, Rino mengatakan, penumpukan antrean penumpang sempat terjadi sekitar pukul 05.30 WIB. Namun, ia mengantisipasi dengan langsung menambah loket manual.
"Awalnya ada 10 loket karcis. Ketika kita lihat ada penumpukan antrean kita langsung tambah dua loket. Jadi total ada 12," kata Rini saat dikonfirmasi.
Dua loket tambahan tersebut masing-masing dijaga oleh satu petugas. Tanpa meja dan memegang segepok karcis yang dihargai sebesar Rp 3.000 per orang untuk semua tujuan.
Hingga pukul 07.00 WIB, dua loket tambahan tetap berjaga agar efektif mengurai penumpang KRL. Rino memastikan tidak akan terjadi penumpukan penumpang di pintu masuk peron karena semakin siang jumlah penumpang akan berkurang.