Sabtu 21 Jul 2018 20:57 WIB

‘Kiai di Daerah Ingin Kader NU Jadi Cawapres 2019’

'Kami komunikasikan ke siapa saja yang mau bersama-sama NU.'

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Ratna Puspita
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Marsudi Syuhud dan Aktivis Muhammadiyah Ma'mun Murod Al-Barbasy (kiri)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Marsudi Syuhud dan Aktivis Muhammadiyah Ma'mun Murod Al-Barbasy (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Marsudi Syuhud mengatakan sejumlah kiai di daerah berharap kader NU menjadi calon wakil presiden (cawapres) pada pemilihan presiden 2019.

“Ketika kiai pada menyampaikan aspirasinya, rata-rata meminta wapresnya dari NU strukturalnya. Itu rata-rata (yang disampaikan) para kiai yang datang,” kata dia kepada Republika.co.id, beberapa waktu lalu.

Karena adanya keinginan itu, PBNU selalu menyelipkan pesan tersebut kepada partai politik (parpol) atau politikus yang menjalin komunikasi dengan ormas terbesar di Indonesia itu. Ia memastikan, ormasnya memiliki kader yang NU 24 karat.

“Makanya, kami komunikasikan ke siapa saja yang mau bersama-sama NU,” ujar dia.

Marsudi mengatakan, PBNU tidak membatasi komunikasi dengan siapapun atau koalisi apapun. Alasannya, komunikasi membangun bangsa adalah bagian dari misi PBNU.

“Maka melalui membangun komunikasi ini, sistem demokrasi yang kita jalankan bisa terlaksana dengan baik,” ujar dia.

Marsudi menjelaskan banyaknya politisi yang datang ke PBNU memang ingin tahu keinginan dari ulama dan kiai ihwal konsep pembangunan bangsa versi mereka. Karena itu, PBNU selalu menyampaikan aspirasi para kiai tersebut.

“Kami sampaikan juga pandangan kiai bagaimana, kalau ada calon presiden yang memegang teguh persatuan dan kesatuan bersama," kata dia.

Marsudi mengatakan para kiai beranggapan kader NU bisa dimanfaatkan atau diajak oleh politikus maju dalam Pilpres 2019. "Kiai menyamikan ke siapa saja, kalau bisa mengajak NU bersama-sama memikirkan, menjaga, dan mengembangkan bangsa Indonesia," ujar dia.

Sebab, ia melanjutkan, para kiai tidak ingin kader NU hanya menjadi "tukang dorong mobil". Ia menegaskan para kiai sangat menghormati politikus yang mengajak kader NU mengatur dan membangun negara.

"Kalau NU sudah jelas, pengakaderan jelas, orangnua jelas, yang secara struktural jelas. Maka ambil saja secara struktural yang ada, yang jelas NUnya," kata Marsudi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement