REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kebakaran terjadi di lokasi wisata alam Ulu Kasok Kabupaten Kampar, atau yang juga dikenal sebagai Raja Ampat-nya Provinsi Riau, Kamis (19/7) pagi. Hingga siang ini, upaya pemadaman masih terus dilakukan.
"Kita masih berupaya melakukan pemadaman. Asap cukup tebal karena embusan angin dari danau lumayan kencang," kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kampar, Adi Chandra kepada Antara di Pekanbaru.
Dia menjelaskan kebakaran tersebut awalnya terpantau oleh warga sekitar pada Kamis pagi tadi sekitar pukul 06.20 WIB. Tim gabungan Satgas Penanggulangan Karhutla yang telah dibentuk langsung bergegas melakukan penanggulangan.
Dua unit mobil pemadam kebakaran serta sejumlah mesin pemadam kebakaran portable telah dikerahkan ke lokasi kebakaran. Namun, cuaca panas serta kontur tanah bergambut dengan geografis terjal membuat kebakaran cukup sulit dikendalikan. "Saat ini kita fokus memblokir api agar tidak meluas," ujarnya.
Lebih jauh, dia juga menjelaskan telah menjalin komunikasi dengan Satgas Udara untuk mengerahkan helikopter pengebom air jika kebakaran meluas hingga ke puncak. "Antisipasi jika sampai ke puncak memang harus mengerahkan helikopter," jelasnya.
Dalam sepekan terakhir, Karhutla di wilayah Riau terus meluas. Curah hujan yang terus menurun serta kondisi cuaca panas membuat titik-titik api baru bermunculan.
BPBD Riau menyatakan luas kebakaran di wilayah tersebut sepanjang awal Januari hingga medio Juli 2018 ini mencapai 2.152,91 hektare.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau yang diperoleh Antara di Pekanbaru, Rabu (17/7), luasan Karhulta tersebut meningkat drastis hingga mencapai lebih dari 150 hektare dalam tiga hari terakhir.
Pada awal pekan kemarin, Senin (16/7), total luasan Karhutla di Riau terdata 2.006,91 hektare. Peningkatan angka luasan Karhutla tersebut tidak lepas dari munculnya titik-titik panas baru dalam sepanjang pekan ini.