REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan pengacara Rizieq Shihab, Kapitra Ampera, tidak terima bila disebut berpindah haluan karena setuju menjadi calon anggota legislatif dari PDIP. Ia menegaskan, akan tetap memiliki tujuan yang sama, yakni membela kehormatan agama Islam dan menyerap aspirasi umat Islam dalam kondisi apa pun dan di manapun.
"Kalau agama saya terganggu, hari ini dilantik sore saya dipecat saya siap," ujar Kapitra kepada wartawan, Rabu (18/7).
Ia menilai, dengan menjadi caleg atau anggota DPR dari PDIP bukan berarti menjadikannya seorang kafir, murtad, dan munafik. Pandangan soal PDIP yang anti- Islam, menurutnya, harus dikoreksi oleh masyarakat. Termasuk menjustifikasi seolah PDIP anti-Islam dan tidak menyuarakan aspirasi umat Islam.
"Jangan cepat nge-judge seseorang, berarti kalau saya masuk cebong dong, gak boleh ke masjid dong, ngawur aja," katanya.
(Baca: Hasto Sebut Kapitra Masih Perlu Istikharah Jadi Caleg PDIP)
Tuduhan ini, menurut Kapitra, salah besar karena masih banyak umat Islam yang bergabung dalam struktur kepengurusan di PDIP dan banyak umat Islam yang juga memilih PDIP. Ia juga meminta masyarakat melihat secara lebih luas karena banyak parpol pendukung Aksi Bela Islam yang berkoalisi dengan PDIP di pilkada serentak. Belum lagi tak adanya parpol Islam yang mengusung Habib Rizieq Shihab sebagai calon presiden.
Karena itu, ia kembali menegaskan pencalonannya sebagai anggota legislatif dari PDIP merupakan pilihan pribadi yang dijamin oleh konstitusi. "Yang penting bagi saya bagaimana menjadi jembatan kebaikan, itu gol saya. Bagaimana bisa menjaga agama saya sehingga tidak seenaknya orang saling caci maki dan seenaknya negara dipecahkan karena perbedaan persepsi. Ini yang terjadi selama ini," katanya menjelaskan.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyebut, pencalonan mantan pengacara Rizieq Shihab, Kapitra Ampera, sebagai calon anggota legislatif (caleg) 2019 saat ini masih berproses. Hasto mengungkap, Kapitra yang dicalonkan PDIP di Daerah Pemilihan Riau 2 saat ini masih terus melakukan dialog dan konsultasi dengan berbagai pihak untuk menentukan keputusan final.
"Sekali lagi ini proses dialog masih terus dilakukan karena beliau juga masih melakukan konsultasi dan istikharah lagi," ujar Hasto dalam konferensi pers di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta, Rabu (18/7).
Hasto mengungkap, nama Kapitra masuk daftar caleg PDIP merupakan usulan dari internal PDIP dan masukan dari aspirasi tokoh masyarakat. Meski, ia mengakui, secara pribadi belum pernah bertemu dengan Kapitra.
"Mereka mengharapkan PDI Perjuangan betul-betul hadir sebagai rumah kebangsaan Indonesia raya, maka kami mengkaji hal tersebut dan kami menganggap bahwa beliau memiliki track record yang baik," kata Hasto.