Kamis 19 Jul 2018 00:44 WIB

Iming-Iming Transfer Caleg PAN Warnai Pendaftaran Pileg

Rumor beredar caleg PAN ditawari biaya transfer miliaran untuk pindah ke Nasdem.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Indira Rezkisari
Anggota Komisi VII DPR, Lucky Hakim
Anggota Komisi VII DPR, Lucky Hakim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendaftaran calon anggota legislatif (caleg) 2019 diramaikan dengan klaim bajak membajak caleg dari pejawat satu partai politik ke partai politik lain. Bahkan yang ramai beberapa waktu terakhir, soal klaim PAN yang calegnya dibajak oleh Partai Nasdem bak transfer pemain dalam sepakbola.

Partai Nasdem disebut melakukan iming-iming transfer kepada salah satu kader PAN Lucky Hakim yang kini maju caleg dengan bendara Partai Nasdem sebesar Rp 5 miliar. Dalam screenshoot gambar percakapan grup Whatsapp kader PAN yang beredar, anggota grup yang diduga Lucky Hakim tersebut mengaku ditawari Rp 5 miliar untuk pindah ke Nasdem.

Tak hanya itu, kontak bernama Lucky Hakim itu juga mengaku ditawari oleh Partai Perindo kontrak sinetron senilai Rp 10 miliar. Sementara dari Partai Berkarya Rp 6 miliar.

Lucky yang dikonfirmasi membantah pernyataan dalam screensoot yang beredar tersebut. "Saya rasa semua orng bisa membuat screenshot dan saya menyatakan itu tidak benar," ujar Lucky kepada wartawan, Rabu (18/7)

Ia juga menegaskan keluar PAN karena adanya sejumlah permasalahan internal PAN. Sementara alasan ia pindah ke Partai Nasdem juga bukan karena iming-imingi transfer. "Saya keluar dari PAN karena memang sudah ada sederetan panjang permasalahan di internal dan saya masuk Nasdem bukan karena bajak-membajak," ujar Lucky.

Sementara, Anggota Dewan Pakar Partai NasDem Taufiqulhadi membantah isu transfer dalam pencalegan di Partai Nasdem. "Tidak benar, tidak ada, ini bukan pemain sepak bola yang kemudian ada transfer. Kami tidak pernah memberikan istilah dukungan dalam bentuk seperti itu," ujar Taufiqulhadi.

Menurutnya, Partai Nasdem justru berharap caleg yang diusung Nasdem adalah caleg yang sudah mandiri baik secara personalitasnya maupun ekonomi. Taufiqulhadi menyebut, Partai Nasdem tidak mengenal uang transfer maupum uang mahar.

Baca juga: Nafa Urbach Pilih Partai yang tak Terapkan Mahar Politik

"Jadi tidak ada kemudian kalau misalnya kita harus membayar uang transfer, yang ada adalah kita tidak menarik uang mahar. Tidak ada. Karena itu orang mudah mau datang ke Nasdem itu adalah kehendak mereka sendiri semuanya," ujarnya.

Jika pun ada bantuan logistik oleh partai, Taufiqulhadi mengungkap bantuan itu diberikan kepada semua caleg berupa bantuan alat peraga kampanye. "Misalnya kaos, bendera, itu akan diberikan nanti. Tidak akan pegang uang itu, tapi dalam bentuk seperti itu alat peraganya," ungkapnya.

Sedangkan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mempersoalkan manuver sejumlah calon anggota legislatif dari pejawat di Pemilihan Legislatif 2019 mendatang. Hal ini nampak banyaknya kader PAN yang berganti partai saat pendaftaran caleg.

Bahkan, Zulkifli menyebut manuver caleg berganti partai seperti transfer pemain dalam sepakbola. "Katanya caleg-caleg sekarang sudah kayak pemain bola itu, transfer pemain," ujar Zulkifli di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (18/7).

Menurut Zulkifli, banyak kader PAN yang berganti partai lantaran diiming-imingi uang. Itu juga salah satu alasan kader PAN Lucky Hakim pindah menjadi caleg dari Partai Nasdem.

"PAN sendiri ya karena di PAW ada, namanya Lucky pindah. Kalau Lucky transfer Rp 2 miliar dari Rp 5 miliar sudah terima. Rp 5 miliar tapi baru terima Rp 2 miliar, dia SMS ke saya. Selain karena PAW ya," ujar Zulkifli.

Namun Zulkifli enggan mengonfirmasi apakah Partai Nasdem menjanjikan hal tersebut kepada kader lainnya. "Ya nggak tau, pokoknya dia bilang ada lah. Ada transfernya," ujar Zulkifli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement