REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kebutuhan pilihan moda transportasi lanjutan (khususnya taksi) di Bandara Internasional Ahmad Yani (BIAY) Semarang bakal semakin beragam. PT Angkasa Pura I (Persero) sedang mengupayakan untuk membuka peluang kerja sama kemitraan dengan seluruh perusahaan provider taksi yang sesuai dengan kualifikasi, melalui mekanisme lelang terbuka.
Menurut Corporate Secretary PT Angkasa Pura I (Persero), Israwadi, hal ini dilakukan sebagai respon manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) dalam memenuhi kebutuhan pengguna jasa bandara terhadap pilihan moda transportasi lanjutan di bandara ini. "Hal ini juga merupakan tindak lanjut manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) atas banyaknya keluhan penumpang, terkait sangat sedikitnya pilihan taksi di bandara yang berada di ibu kota Provinsi Jawa Tengah ini," ungkapnya, emlalui siaran pers, Selasa (17/7).
Israwadi juga mengatakan, di BIAY Semarang selama ini sebenarnya telah ada peraturan dan kerjasama kemitraan antara Angkasa Pura I (Persero) terkait layanan transportasi lanjutan. Hingga saat ini yang bisa mengangkut penumpang dari bandara tersebut adalah Taksi Bandara Primer Koperasi Taksi Angkatan Darat (Primkopad) S-16, Bus Trans Semarang dan rental mobil dari TRAC serta Blue Bird.
Di area bandara, terdapat peraturan untuk pengelolaan kegiatan jasa terkait di mana seluruh kegiatan jasa harus berdasarkan ketentuan yang ada di dalamnya. "Sedangkan terkait dengan layanan taksi di Bandara Ahmad Yani Semarang, saat ini pengelola bandara baru bekerja sama hanya dengan Primkopad S-16," kata Israwadi.
Kendati begitu, lanjutnya, PT Angkasa Pura I (Persero) sedang mengupayakan membuka peluang kemitraan dengan provider layanan taksi terpercaya lainnya melalui tender terbuka yang sebelumnya belum bisa dilakukan di bandara ini. Upaya tersebut dilakukan semata- mata agar pengelola bandara ini dapat memberikan layanan terbaik bagi pengguna jasa bandara, terutama penumpang pesawat di BIAY Semarang.
Sebelumnya, pengguna jasa BIAY Nathalie mengeluhkan atas terbatasnya pilihan taksi di BIAY. Pada 15 Juli lalu, Nathalie yang pada 15 Juli lalu mengalami kejadian tidak menyenangkan dari salah satu oknum di bandara. Sekitar pukul 12.30 WIB, Nathalie baru tiba dari Surabaya dan mencari taksi untuk pulang.
Ketika itu yang Natalie hendak meninggalkan bandara menggunakan taksi Blue Bird. Setelah taksi yang ditumpangi jalan sekitar 10 hingga 20 meter, ternyata ada seorang pria menghadang dan meminta Nathalie turun. Sopir Blue Bird pun diminta menurunkan barang- barang milik penumpang tersebut.
"Atas ketidaknyamanan penumpang terkait terbatasnya pilihan taksi di BIAY, termasuk kepada saudaarai Nathalie yang pada 15 Juli lalu mengalami kejadian tidak menyenangkan dari salah satu oknum di bandara ini, kami mewakili manajemen memohon maaf," katanya.