REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Lampung mulai mengungkap tersangka pelaku atas kasus kematian Yogi Andika, sopir Bupati Lampung Utara Agung Ilmu Mangkunegara. Polisi telah menciduk seorang tersangka bernama Bowo di Jakarta, yang diduga terlibat atas kematian Yogi.
Kapolda Lampung Irjen Pol Suntana mengatakan, masih ada pelaku yang diduga terkait dengan kematian sopir bupati tersebut. “Saya belum bisa sebutkan satu per satu, karena masih pendalaman kasusnya,” kata Irjen Pol Suntana saat ekspos kasus curanmor dan curat di Mapolda Lampung, Senin (16/7).
Ia mengatakan penangkapan Bowo menjadi pintu masuk penyidik untuk mengungkap kasus kematian Yogi tersebut. Bowo ditangkap polisi, setelah sempat kabur ke Jakarta saat kematian Yogi. Dari pemeriksaan, Bowo menyebutkan nama-nama yang terkait dalam kasus tersebut.
Kapolda tidak menyebutkan nama-nama tersebut untuk kelancaran proses penyidikan kasus kematian sopir bupati Lampung Utara tersebut. Mengenai keterlibatan oknum anggota polisi, Kapolda tetap menyatakan, akan memproses dan menindak tegas anggota yang terlibat termasuk institusi lain juga diproses.
Sebelumnya, polda telah menetapkan tersangka pembunuh Yogi. Namun, kabar tersebut sampai ke pelaku akhirnya kabur. Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Sulistyaningsih mengatakan, penetapan tersangka setelah gelar perkara dilakukan memasuki tahap penyidikan. Karena pemberitahuan telah menyebar kemana-mana, tersangkanya kabur.
Menurutnya, perkara pembunuhan Yogi masih dalam proses penyidikan setelah gelar perkara pada bulan lalu. Ia berharap pihak keluarga bersabar karena proses penyidikan masih berlangsung.
Wakil Ketua LSM Lentera Lampung David mengatakan, berdasarkan hasil otopsi penyebab kematian Yogi ada tindak kekerasan beras yang dilakukan beberapa orang dekat pejabat tertentu, sehingga Yogi meninggal dunia. Aktivis LSM Lentera Lampung bersama organisasi lainnya menggelar aksi solidaritas kemanusiaan. Mereka mendukung kepolisian dan jajarannya mengungkap kasus kematian Yogi dalam rangka menegakkan hukum.
“Kami berharap Polda Lampung mengungkap misteri kematian Yogi. Polda jangan pandang bulu,” katanya.
Aksi LSM Lentera tersebut mendatangi Mapolda Lampung sebagai wujud solidaritas kemanusiaan atas meninggalnya Yogi Andika, yang sekarang masih misteri. Hal senada disampaikan ibunda korban Fitria Hartati agar polda dapat mengungkap dalang pembunuhan anakanya pada Juli 2017. Menurut dia, selama ini ia masih mempertanyakan kematian anaknya siapa pelakunya.
Ia menyatakan anaknya sebagai tulang punggung keluarga, tapi ia dituduh pencuri, dan pembohong. Setelah menjadi supir bupati, ia menuturkan anaknya dituduh mencuri uang bupati sebesar Rp 25 juta. “Itu tidak benar,” katanya menirukan ucapan anaknya sebelum meninggal.