Senin 16 Jul 2018 18:52 WIB

Petani Banyumas Mulai Panen Padi, Tetapi Harga Gabah Anjlok

Harga gabah kering giling anjlok menjadi Rp 4.800 per kilogram.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Andri Saubani
Buruh tani mengusung hasil panen padi di lahan pertanian Bendosari, Sawit, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (5/7).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Buruh tani mengusung hasil panen padi di lahan pertanian Bendosari, Sawit, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (5/7).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Petani di wilayah Kabupaten Banyumas, mulai memasuki musim panen padi. Namun, baru pada awal musim panen ini, harga gabah di tingkat petani mulai anjlok.

Harga gabah kering giling (GKG) yang sebelum masa panen bisa diharga Rp 5.200 per kg, saat ini anjlok hanya dibeli pedagang dengan harga Rp 4.800 per kg. Sedangkan untuk gabah kering panen (GKP), saat ini hanya dihargai sekitar Rp 3.800 hingga Rp 4.000 per kg tergantung varietas padi yang ditanam.

Anjloknya harga gabah ini, banyak dikeluhkan para petani. Karsidi (60), seorang petani warga Desa Pegalongan Kecamatan Patikraja, mengeluhkan anjloknya harga gabah. Terlebih, karena panen musim ini banyak sawah petani di desanya yang terserang hama tikus.

"Hasil panen sawah saya hanya sekitar 50 persen dari hasil panen normal. Sudah begitu, harga jual gabahnya juga turun," katanya.

Bahkan dia menyebutkan, untuk mencari pedagang yang bersedia membeli gabah, saat ini cukup sulit. Meski harga gabah turun, banyak pedagang menunda pembelian karena mereka juga mengaku masih memiliki stok gabah cukup banyak dari hasil panen Februari-Maret 2018 lalu.

Dia juga menyebutkan, banyak pedagang justru menyarankan agar petani menyimpan gabah hasil panen saat ini, untuk dijual pada Bulan November-Desember. Alasannya, karena bulan itu dinilai akan menjadi masa paceklik, dimana petani baru akan memulai musim tanam setelah musim kemarau.

"Ya mungkin saja, harga gabah pada Bulan November-Desember 2018 akan naik. Tapi itu kalau pemerintah tidak impor. Saya tetap harus menjual gabah hasil panen sekarang, karena butuh dana untuk biaya sekolah," katanya.

Kepala Bulog Banyumas Sony Supriyadi, mengakui harga gabah di pasaran saat ini memang mulai turun. Untuk itu, dia menyatakan Bulog Banyumas akan mulai melakukan penyerapan gabah hasil panen petani untuk mengendalikan harga.

"Meski belum banyak, pembelian gabah petani sebenarnya sudah mulai jalan," katanya.

Namun dia mengakui, pembelian gabah hasil panen petani saat ini, baru sebanyak 100 ton setara beras dari target penyerapan sebanyak 9.000 ton selama musim panen ini.

"Ke depan, kami akan terus menggenjot pembelian agar penyerapan bisa semakin cepat," jelasnya.

Menurutnya, dalam pemelian gabah petani, pihak Bulog menerapkan harga fleksibel. Dengan harga tersebut, GKG hasil panen petani dibeli dengan harga Rp 5.150 per kg.

Soni juga menyebutkan, pada 2018, Bulog Banyumas yang memiliki wilayah operasional di empat kabupaten eks Karesidenan Banyumas mendapat target penyerapan beras sebanyak 48 ribu ton. Sementara hingga saat ini, Bulog Banyumas telah melakukan penyerapan sebanyak sekitar 23 ribu ton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement