Senin 16 Jul 2018 14:40 WIB

Gubernur Jabar Genjot Megaproyek Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur Jabar dipastikan akan mendongkrak ekonomi secara signifikan

 Pj Gubernur Jabar H Mochamad Iriawan memberi arahan saat meninjau sejumlah megaproyek infrastruktur di Provinsi Jabar, belum lama ini.
Foto: Istimewa
Pj Gubernur Jabar H Mochamad Iriawan memberi arahan saat meninjau sejumlah megaproyek infrastruktur di Provinsi Jabar, belum lama ini.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sejumlah megaproyek infrastruktur menjadi perhatian khusus Pj Gubernur Jabar H Mochamad Iriawan. Pekan ini, Iriawan melakukan safari ke sejumlah lokasi pembangunan infrastruktur di Provinsi Jabar.

Kegiatan peninjauan itu bertujuan untuk mengakselerasi proses pembangunan, paling tidak sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan. Sedikitnya, ada tiga megaproyek infrastruktur yang ditinjau Iwan Bule, yakni Tol Cisumdawu, Bendungan Kuningan, serta Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang.    

Dalam tinjauan ke lokasi pembangunan Tol Cisumdawu di Desa Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Iwan menemukan ada beberapa seksi yang masih digenjot pengerjaannya. Tol Cisumdawu merupakan ruas jalan bebas hambatan sepanjang 61,6 kilometer (Km), yang memiliki terowongan sepanjang 472 meter dengan diameter 14 meter.

Pembangunan Tol Cisumdawu terdiri atas enam seksi, antara lain, seksi I Cileunyi-Rancakalong, seksi II Rancakalong-Sumedang, seksi III Sumedang-Cimalaka, seksi IV Cimalaka-Legok, seksi V Legok-Ujungjaya, dan Seksi VI Ujungjaya-Dawuan.

Pembangunan Tol Cisumdawu dikerjakan oleh pemerintah yang bekerja sama dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Pembangunan jalan tol tersebut targetnya rampung pada 2020. Saat ini, selain pengerjaan infrastruktur, masih ada sejumlah bidang tanah yang belum dibebaskan. 

Misalnya pada seksi 1 fase III (Cileungi-Rancakalong) sepanjang 11,45 km, pembebasan tanahnya baru mencapai angka 37,43 persen. Sementara di seksi 2 fase II (Ciherang-Sumedang) sepanjang 10,70 kilometer, pembebasan tanahnya sudah mencapai 88,47 persen. Adapun target pengadaan lahan tersebut, ungkap Iriawan, yakni harus rampung pada September 2018, dengan nilai kontrak mencapai Rp 3.485.999.660.965.

Sementara, hasil peninjauan ke proyek bendungan di Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, menunjukkan proses pengerjaannya sudah mencapai 84 persen. "Ini Waduk yang berada di wilayah Kuningan, kebetulan berbatasan dengan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah,’’ tutur Iriawan.

Iriawan mengatakan, keberadaan bendungan Kuningan sangat dibutuhkan untuk operasional irigasi. Ada dua daerah irigasi (DI) yang akan dialiri bendungan tersebut, di antaranya di Cileweung di Kabupaten Kuningan seluas 1.000 hektare dan di Jangkelok, Kabupaten Brebes, seluas 2.000 hektare.

Bendungan Kuningan, papar dia, dikerjakan oleh Kementerian PUPR bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung. "Bendungan ini memiliki manfaat mereduksi banjir 68 persen, ketersediaan air baku 300 l/det, dan tenaga listrik 500 kW,’’ ujar Iriawan.

Pihaknya berharap, akhir tahun ini proyek pembangunan bendungan Kuningan bisa rampung. Iriawan optimistis, proyek pembangunan bendungan itu akan rampung sebelum targetnya, Mei 2019.  

Iriawan menambahkan, bendungan Kuningan memiliki volume tampung bendungan 25,9 juta meter kubik. Bendungan tersebut, sambung dia, akan membendung Sungai Cikaro, anak Sungai Cijalengkok.

Bendungan tipe urukan ini juga memiliki panjang puncak 229 meter, dan terdapat terowongan pengelak sepanjang 218,42 meter. Pembangunan bendungan tersebut menelan biaya hingga Rp 491,4 miliar.

Dari kawasan bendungan Kuningan, Iriawan melanjutkan safarinya ke lokasi pembangunan Pelabuhan Patimban di Desa Patimban, Kabupaten Subang. Kata Iriawan, pembangunan Pelabuhan Patimban terbagi menjadi beberapa tahapan.

Untuk tahap I fase pertama, Pelabuhan Patimban akan memiliki terminal kendaraan dengan dermaga sepanjang 300 meter, serta terminal peti kemas 420 x 35 meter. "Total panjang dermaga sendiri secara keseluruhan tahap 1, 2, dan 3 nantinya akan mencapai 4,32 ribu meter,’’ kata Iriawan.

Terkait untuk lapangan peti kemas, tambah Iriawan, nantinya secara keseluruhan akan memiliki luas 35 hektare. Kapasitasnya akan mencapai 250 ribu twenty-foot equivalent unit (TEUs) dari total kapasitas Tahap 1 sebesar 3,75 juta TEUs.

Selanjutnya di tahap pertama fase kedua, lanjut Iriawan, nantinya akan dikembangkan terminal kendaraan hingga 690 meter. Sementara, terminal peti kemas diperpanjang dan diperluas menjadi 1.740 x 35 meter dari total panjang dermaga keseluruhan 4,32 meter. 

Iriawan memaparkan, seluruh pembangunan infrastruktur tersebut sangat dinantikan oleh masyarakat Jabar. Pihaknya optimistis, keberadaan fasilitas infrastruktur itu akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi Jabar secara signifikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement