Senin 16 Jul 2018 14:14 WIB

Bahasa Indonesia Disiapkan dalam Kantor Berita OKI

UNA mempublikasikan berita dalam tiga bahasa, yakni, Arab, Inggris dan Prancis.

Presiden Joko Widodo (dua kanan) dan para pemimpin/ kepala negara Organisasi Islam Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) berfoto bersama di Istambul, Turki, Rabu (13/12).
Foto: Antara/Reuters/Osman Orsal
Presiden Joko Widodo (dua kanan) dan para pemimpin/ kepala negara Organisasi Islam Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) berfoto bersama di Istambul, Turki, Rabu (13/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bahasa Indonesia sedang dipersiapkan untuk digunakan dalam pemberitaan Persatuan Kantor-kantor Berita (Union of News Agencies/ UNA). UNA merupakan badan khusus bidang media dari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

"Kami sedang mengusahakan penggunaan Bahasa Indonesia dalam pemberitaan yang perkembangannya cukup maju, dan kami sedang mengupayakan membangun kerja sama dengan kantor berita resmi," kata Direktur Keuangan UNA, Saud Al-Shiekhy, Ahad (15/7).

Saat ini UNA mempublikasikan berita dalam tiga bahasa, yakni, Arab, Inggris dan Prancis. UNA mempublikasikan di berbagai bentuk media, seperti situs dalam jaringan, dan terbitan berkala (buletin) yang disebarkan ke para anggota UNA. UNA juga memanfaatkan media sosial Facebook, Instagram, Twitter, YouTube, dan Google Plus dalam menyiarkan berita.

Menurut Saud, UNA akan menyiapkan ruang dalam pemberitaan mereka agar para pewarta dari Indonesia dapat langsung mengirimkan berita, mengunggahnya ke situs UNA, serta memasukkannya dalam terbitan berkala.

Saat ini penutur asli Bahasa Indonesia-Melayu adalah masyarakat dari Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam yang jumlah penduduknya masing-masing sekitar 265 juta, 32 juta, 5,7 juta, dan 430 ribu jiwa.

Penutur Bahasa Indonesia-Melayu juga termasuk masyarakat yang berada di provinsi paling selatan Thailand dan berbatasan dengan Malaysia, yaitu, Yala, Pattani, Narathiwat. Bahasa Indonesia juga dipelajari di sekolah-sekolah dan lembaga non akademik di sejumlah negara, seperti Australia, Cina, dan Rusia.

Saud menjelaskan UNA memiliki beberapa tujuan utama, seperti, mendorong masyarakat Muslim untuk memiliki kesadaran akan isu-isu politik, ekonomi dan sosial, memelihara dan melindungi warisan budaya Islam, menguatkan hubungan di antara negara-negara anggota, serta mendorong pembahasan isu-isu dunia Islam terutama mengenai masalah Palestina dan Yerusalem.

UNA yang sebelumnya bernama Kantor Berita Islam Internasional (IINA) didirikan berdasarkan resolusi yang dikeluarkan oleh Sidang Ke tiga Konferensi Para Menteri Luar Negeri di Jeddah pada 1972. Kini, UNA beranggotakan 57 kantor berita dari negara anggota OKI.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement