REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian menyebut, pemilik bom di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur bernama Abdullah alias Anwardi terkait dengan kasus perampokan Bank CIMB Niaga di Medan, Sumatera Utara pada 2010 lalu. Perampokan bank itupun terkait dengan aksi terorisme.
Saat itu, Tito yang masih menjabat sebagai Kepala Densus 88 Antiteror Polri memimpin operasi penangkapan kelompok tersebut. "Ini enggak jauh dari jaringannya kelompok perampokan CIMB bank yang ada di Medan tahun 2010. Waktu itu saya pimpin, kita tangkap," ujar Tito di, Senin (16/7).
Tito menjelaskan, Abdullah merupakan teman Nibras, pelaku perampokan Bank CIMB Niaga Medan yang berhasil ditangkap. Saatnitu, Tito bersama jajarannya menangkap sejumlah orang. "Ada 16 orang, yang merampas namanya Nibras itu kita udah tangkap. Nah ini Abdullah kawannya dia," katanya.
Baca juga: Terduga Teroris ISIS Berkomunikasi Lewat Telegram
Baca juga: Densus 88 Amankan Tiga Terduga Teroris di Gorontalo
Hingga saat ini, pemilik bom yang meledak di rumah kontrakannya tersebut masih buron. Sementara istri Abdullah masih ditahan terkait kasus tersebut. "Tapi kita tahu yang bersangkutan keluarganya juga ada istirinya, anaknya," ucap Tito.
Sebelumnya, Polri sudah menangkap seorang rekan pemilik bom Pasuruan, Jawa Timur yang meledak Kamis (7/6) lalu. Namun, Anwari alias Abdullah yang memiliki bom tersebut masih melarikan diri.Dari penangkapan ini, kepolisian akan segera melakukan pengembangan. Sehingga, pelaku-pelaku teror lain yang belum ditangkap, termasuk Abdullah dapat segera ditangkap dan diproses hukum.
"Selagi mreka melakukan kegiatan seperti ini maka membuka pintu bagi polisi penegak hukum aparat keamanan untuk mengejar mereka," kata Tito.
Baca juga: Densus 88 Amankan Empat Terduga Teroris ISIS
Baca juga: Polisi Tembak Mati Dua Terduga Teroris di Depok
Ledakan terjadi di Jalan Pepaya RT 01/01 Pogar, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, Kamis siang sekitar pukul 11.30 WIB. Dari informasi yang dihimpun ledakan bom yang terjadi di Bangil berasal dari rumah yang dikontrak Anwardi (sebelumnya dikenal Abdullah) warga Banten yang sudah menyewa selama satu setengah tahun. Abdullah tinggal bersama istrinya Dina Rohana dan anak laki-lakinya. Usai bom meledak, Anwardi alias Abdullah melarikan diri.