REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menduga Joko Widodo sedang mencoba menarik kembali gerbong Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sebab, PKB bisa berpotensi membentuk poros ketiga sebagai alternatif pada Pemilu Presiden 2019.
"Pernyataan Jokowi yang menyebutkan Muhaimin atau Cak Imin masuk dalam lima besar kandidat calon wakil presiden merupakan langkah menarik kembali gerbong PKB dalam barisan koalisi," kata Pangi, di Jakarta, Sabtu (14/7).
Dia menilai, menarik kembali Muhaimin dalam bursa cawapres merupakan salah satu cara untuk mematikan embrio terbentuk poros ketiga. Pangi menilai, Jokowi tidak mau ada tiga poros dalam Pemilu Presiden 2019.
Sebab, ia mengatakan, poros ketiga bisa membahayakan dan mengancam perolehan suara 50 persen plus satu. "Kalau perolehan suara 50 plus satu tidak tercapai, maka dipastikan dua putaran, berkaca pada pengalaman yang lalu, akan merugikan calon pejawat,” ujarnya.
Menurut dia, ada kekhawatiran di pihak Jokowi kehilangan basis elektoral PKB sekitar 8 persen. Padahal, jumlah itu bisa membantu mendongkrak elektabilitas Jokowi pada Pilpres 2019.
Dia menilai, wajar Cak Imin sangat yakin akan dipilih Jokowi sebagai cawapres. Sebab, adanya basis dukungan yang besar tersebut dan opini yang dibangun adalah kalau Jokowi tidak mengambil Cak Imin maka bisa kalah.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebut ada lima nama cawapres yang telah dikantongi untuk mendampinginya pada Pilpres 2019. Salah satunya, yakni Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Salah satu namanya pak Muhaimin Iskandar. Ada nama di saku saya, ada lima nama," kata Jokowi, di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu.
Hal tersebut disampaikan Jokowi setelah Cak Imin menyatakan PKB resmi mendukung Jokowi pada Pipres 2019.