Ahad 15 Jul 2018 06:28 WIB

‘Moeldoko Kurang Dukungan Partai’

Kelebihan Moeldoko, yakni konsisten mendukung pluralisme dan kebangsaan.

Kepala staf Kepersidenan Moeldoko berbincang bersama wartawan diruangannya, Senin (2/7).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Kepala staf Kepersidenan Moeldoko berbincang bersama wartawan diruangannya, Senin (2/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jenderal TNI (Purnawirawan) Moeldoko kurang mendapat dukungan partai koalisi apabila akan maju menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo (Jokowi). Moeldoko salah satu juga nama yang diwacanakan menjadi cawapres yang mendampingi Jokowi.

“Kembali kelemahannya ada pada dukungan partai, mampukah dia mendekati partai politik supaya dia diusung. Itu pertanyaan kita," pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing, di Jakarta, Sabtu (14/7).

Ketika partai mau mengusung, kata dia, akan mempersoalkan kepentingan apa yang akan diperoleh dan ditawarkan dari Moeldoko. Selain itu, menurut Emrus, kekurangan Moeldoko untuk menjadi cawapres adalah elektabilitas yang kurang tinggi dan rendah massa riil pendukungnya.

Meski Moeldoko kurang dukungan politik, ia memiliki sisi positif. Ia menyebut Moeldoko sebagai seorang panglima yang mendukung pluralisme dan kebangsaan secara konsisten, baik saat menjabat dan setelahnya. 

Kepala Staf Kepresidenan itu, disebut Emrus, tidak pernah mengangkat isu yang dapat menimbulkan polarisasi di masyarakat. Bahkan, hingga pensiun, Moeldoko selalu menyampaikan pendapat tentang politik kebangsaan.

"Dari sudut dukungan politik, terutama partai, masih belum bisa modal untuk maju menjadi cawapres," kata dia.

Nama Moeldoko disebut-sebut masuk dalam bursa calon wakil presiden dari sejumlah nama dalam bursa, namanya pun muncul dalam beberapa survei.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement