REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno untuk kesekian kalinya mengungkapkan keinginannya bertemu mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Tak hanya bicara masalah Jakarta, Sandiaga mengaku ingin membicarakan masalah pribadi dengan pengusaha asal Bangka Belitung tersebut.
"Banyaklah, terutama mengenai masalah-masalah pribadi kita," ujar Sandiaga di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (12/7) malam.
Politikus Partai Gerindra itu tak menjelaskan masalah pribadi yang ingin dibahas dengan mantan rival politiknya dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 tersebut. Ia mengaku akan mendapatkan banyak manfaat apabila dapat berbincang dengan Ahok.
Ia menilai Ahok merupakan senior. Seperti diketahui, Ahok telah mengemban jabatan sebagai gubernur DKI Jakarta selama hampir lima tahun.
"Bagi saya bertanya kepada senior itu merupakan satu hal yang kita sangat diuntungkan. Karena (Ahok) senior dan pernah bertugas di sini," ujar dia.
Sandiaga meyakini, pada hakekatnya semua pemimpin yang pernah bertugas di DKI Jakarta berharap kota ini menjadi lebih baik. Oleh karena itu, ia juga menjalin komunikasi rutin dengan Mantan Gubernur DKI Jakarta yang kini menjabat sebagai Presiden RI, yakni Joko Widodo (Jokowi). Komunikasi ini dilakukan sepekan sekali.
Komunikasi rutin juga terjalin dengan Mantan Gubernur DKI lainnya, yakni Fauzi Bowo. Apabila ada kesempatan, ia juga sesekali berinteraksi dengan Mantan Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat.
"Nah sama Pak Ahok ini belum sempat. Seandainya jadi nanti kita kan bicara baik yang pribadi, pemerintah, maupun diskusi diskusi mengenai bagaimana membangun Jakarta, kebijakan-kebijakan yang seperti apa yang bisa kita dorong sama-sama," ujar dia.
Seperti diketahui, Ahok kini menjadi seorang terpidana karena terjerat kasus penistaan agama. Ia ditahan di Lapas Markas Komando Korps Brigade Mobil (Mako Brimob) di Kelapa Dua, Depok.
Sandiaga mengaku pernah menyampaikan keinginannya bertemu Ahok melalui keluarganya. Namun, hingga saat ini keinginan itu belum dapat diwujudkan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
